Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Sindhunata

Puisi Anjing

29 Juni 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

A NJING kampung amatlah tak menarik. Sudah kurus, dekil lagi. Tapi, di mata G. Sindhunata S.J., 51 tahun, penulis dan pemimpin redaksi majalah Basis, binatang ini sungguh istimewa. Dalam memperingati 40 hari wafatnya Pater Johannes Dijkstra S.J., seorang misionaris Belanda yang pernah berkarya di Indonesia, Kamis dua pekan silam, ia tak cuma menggelar seminar tentang anjing alias asu. Sindhunata juga membacakan puisi Kutukan Asu dalam acara yang digelar di Yogyakarta ini. Puisi itu tak tercipta begitu saja. Dia harus menyepi di lereng Merapi selama dua hari untuk mendapatkan inspirasi. Ini karena sehari-harinya Sindhunata tak akrab dengan binatang itu. Meski demikian, puisinya sebanyak enam halaman mampu memukau para pengunjung. Dia mengisahkan kenistaan seekor anjing kampung di mata manusia, meski sebenarnya ia memiliki watak yang setia terhadap tuannya. Siapa sebenarnya si asu itu? Rakyat jelata, jawabnya. "Kalau kata asu diganti 'wong cilik', jelas sudah maknanya," kata penulis buku Anak Bajang Menggiring Angin ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus