Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam urusan telepon, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, 50 tahun, amatlah berdikari. Dia tak memerlukan sekretaris atau ajudan. Dia menjawab sendiri semua kontak termasuk telepon dari wartawan. ”Biar mereka mendapatkan informasi yang jelas dari tangan pertama,” kata dokter ahli penyakit jantung ini pada pekan lalu.
Akibatnya, tengah malam pun ia sering ditelepon wartawan yang sedang dikejar tenggat. Terlebih-lebih saat wabah busung lapar, polio, dan flu burung melanda beberapa waktu lalu. Siti Fadilah berupaya melayaninya dengan sabar. ”Telepon genggam saya penuh dengan nomor wartawan,” ujar Ibu Menteri sambil membuka Nokia Communicator 9300 miliknya.
Karena sudah terbiasa tidur lewat tengah malam, ia merasa tak terganggu oleh dering telepon larut malam. Yang repot justru bawahannya. Suatu kali sebelum diwawancarai ia menelepon salah satu direktur jenderalnya untuk meminta laporan terakhir, tapi telepon genggam sang dirjen tidak aktif. Pagi harinya, Siti Fadilah mengeluarkan ”beleid”: ”Selain mengeloni istri, tolong Bapak-Bapak Dirjen juga ngeloni handphone masing-masing selama 24 jam,” tuturnya dengan tawa berderai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo