Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Slamet Abdul Syukur: Azan Syahdu

9 Juli 2007 | 00.00 WIB

Slamet Abdul Syukur: Azan Syahdu
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

KOMPONIS Slamet Abdul Syukur rindu akan bunyi azan yang menyentuh. Namanya juga seniman, ia pun begitu sensitif, bahkan merasa terganggu, karena akhir-akhir ini suara azan dari balik pengeras suara masjid dekat rumahnya di Surabaya, Jawa Timur, terdengar keras dan sember.

”Kalau hanya untuk azan tak jadi masalah, tapi pidato, pengumuman, ceramah juga disiarkan melalui pengeras suara ini,” kata seniman musik yang masih memberi les privat di rumahnya itu. Cara ini rupanya kerap merusak konsentrasi komponis yang salah satu karyanya, Paha (thigh), pernah dimainkan Dutch Brass Quintet dalam Yogyakarta Brass Festival tahun lalu itu.

Ia mendambakan alunan azan tanpa melalui pengeras suara seperti tempo doeloe. Faktanya kini memang susah menangkap azan tanpa bantuan loudspeaker. Padahal, ”Suara yang seperti dulu itu malah terdengar syahdu,” katanya. Bagaimana kalau azan berpengeras suara ini justru dijadikan sumber inspirasi?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus