SEJAK jadi juragan taksi di Padang, artis Mutiara Sani tak putus dirundung perkara. Selisih dengan patner kerjanya belum lagi selesai,Rabu dua pekan lalu sekitar 70 dari 200 sopir ''Mutiara Taksi'' yang dikelolanya mogok kerja. Mereka berbondong-bondong mengadu ke DPRD Sumatera Barat, mengeluhkan jam operasi yang dibatasi. Akibatnya, keluh para sopir, mereka tak mampu lagi memenuhi setoran. Dua hari kemudian, Mutiara didengar tanggapannya di depan sejumlah anggota DPRD. Tampil dengan memikat, Mutiara menjawab dengan tangkas semua cecaran pertanyaan anggota dewan. Katanya, keluhan sopir itu mengada-ada. Pengurangan jam operasi justru untuk memberi kesempatan sopir beristirahat lebih panjang, juga untuk keperluan perawatan kendaraan. Ibu tiga anak, istri budayawan Asrul Sani itu justru merasa sudah banyak bertoleransi terhadap karyawannya. Para sopir, misalnya, sudah diasuransikan. Yang berprestasi dijanjikan hadiah rumah type sangat se derhana. Kendati dilanda pemogokan, Mutiara mengaku tak kapok menekuni bisnis ini. ''Saya tetap mencintai taksi dan Padang.'' Mutiara berencanakan menetap di Padang. Harapannya, sebagai seniman, di Ranah Minang ini ia akan lebih tenang berkarya. ''Setelah kasus ini, saya makin tahurasa asam dan pedas masakan Padang. Dan itu akan jadi santapan saya sehari-hari,'' ujarnya beribarat. Sayang karyanya belum muncul.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini