TUNGGULAH: sebuah kaset yang berisi lagu-lagu cinta akan beredar di pasaran pertengahan bulan ini. Pencipta lirik lagu itu . . . Titiek Puspa? Bukan. Tak lain: Diyanti R. Ini bukan nama samaran, tapi nama yang diringkas. Nama panjangnya: Siti Hardiyanti Rukmana. Tak salah lagi: dialah putri sulung Presiden Soeharto. Tutut -- panggilan akrabnya -- sebetulnya sudah menulis lirik lagu sejak 1983. Baru sekarang berani tampil, itu pun dengan nama yang tak dilengkapkan. Alasannya: "Karena saya malu -- padahal Ibu sudah mendorong hobi ini," katanya. Kenapa lagu-lagu cinta? "Ini sesuai dengan motto saya, kok. Semua persoalan berat jadi ringan, bila disertai dengan perasaan cinta, dalam arti asih," kata Tutut kepada Sri Indrayati dari TEMPO. Beberapa ciptaan Tutut diperdengarkan di depan undangan di Sasono Langen Budoyo TMII Jakarta, Ahad pekan lalu. Salah satunya berjudul 23 Agustus sebuah tanggal yang persis dengan hari itu. Yakni persis dengan tanggal kelahiran ibu yang sudah mendorong hobinya, Ibu Tien Soeharto. Hari-hari telah berlalu, setahun bertambah usiamu, arungi kehidupan dunia, pendamping setia semua yang tercinta. Itu sebait syairnya. Dan di hari ulang tahun Ibu Tien itu sekaligus juga diperingati HUT pertama Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan -- Tutut ikut menyanyi di panggung menemani penyanyi-penyanyi tenar, Titiek Hamzah, Emilia Contessa, Luluk Purwanto, Imaniar, Maya Rumantir, dan beberapa artis lainnya lagi. Ibu Tien tampak selalu tersenyum, walau di hari ulang tahun ke-64 itu, Ibu Negara agak terganggu kesehatannya. Lagu lainnya lagi, misalnya, Bisik Canda, ternyata dibuat dengan nada jenaka: Bisik sapa, penuh canda, tampanmu manja pesona, senyummu menawan hatiku Untuk siapa bisikan canda itu? "Ini, lho ," katanya tersenyum, sambil melirik seorang lelaki di sebelahnya. Lelaki itu, Indra Rukmana. Sang suami.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini