S EEKOR monyet hitam legam melirik ke arah Syaharani, 31 tahun, penyanyi cantik di cakrawala jazz negeri ini. Monyet itu bukan sembarang monyet. Sebab, selain berdasi, ia duduk di balik kemudi. Di kesempatan lain, penyanyi jazz sensual itu menonton bioskop, duduk di antara monyet berbulu hitam, belang-belang, dan cokelat.
Tapi tak perlu jatuh kasihan pada Rani—demikian penyanyi jazz ini biasa disapa—karena adegan bersama monyet-monyet itu hanya cuplikan videoklip albumnya yang terbaru, Magma. Untuk itu, tak kurang dari 100 figuran harus jual tampang di balik topeng monyet yang beraneka ragam. Walau sekilas tampak lucu, videoklip ini mencoba memotret persoalan serius di kota besar seperti Jakarta. Sadar atau tidak, banyak orang hidup dengan memakai topeng, penuh kepura-puraan. Munafik, begitulah bahasa ekstremnya. Namun Rani tampil minus topeng. Alasannya, dia tak sudi menjadi monyet. Katanya, "Jika kita enggak lagi pake otak dan hati dalam hidup, ya kita butuh topeng monyet itu."
Pengagum Jon Mitchell ini berasumsi, semakin tinggi kedudukan sosial seseorang, semakin menggunung koleksi topengnya. "Mungkin mereka punya koleksi topeng ular, buaya, dan berbagai jenis binatang lainnya," celetuk Rani diiringi derai tawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini