Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Takut Mudik

Karena pandemi Covid-19 yang masih merajalela, Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Khosh Heikal Azad harus melewatkan perayaan Nowruz dan Idul Fitri di negaranya. Sudah dua tahun ia tak mudik ke Kota Teheran.

22 Mei 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Khosh Heikal Azad. Kedubes Iran

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DUTA Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Khosh Heikal Azad, tahun ini kembali melewatkan dua perayaan besar di negaranya, yaitu Nowruz dan Idul Fitri. Azad dan keluarganya memutuskan tidak pulang ke kota asalnya, Teheran, karena mewaspadai lonjakan angka kasus Covid-19 di Iran. "Saya takut mudik. Idul Fitri di Jakarta saja," kata Azad, 61 tahun, dalam perbincangan dengan Tempo lewat konferensi video, Kamis, 6 Mei lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nowruz adalah festival tahun baru Persia sekaligus penanda permulaan musim semi pada 20 Maret lalu. Nowruz biasanya dirayakan besar-besaran oleh penduduk Iran dan warga negara itu yang berdiaspora di seluruh dunia. Penduduk Iran menghias rumah mereka, memenuhi meja dengan makanan, serta menggelar hiburan musik dan tarian di jalan-jalan. "Banyak warga Iran pulang kampung saat Nowruz. Seperti orang Indonesia yang mudik ketika Lebaran," tutur Azad.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perayaan Nowruz tahun ini seharusnya lebih semarak karena berdekatan dengan Idul Fitri. Pembatasan pergerakan manusia tak menghalangi banyak orang di Iran mudik ke kampung halaman. Akibatnya, Iran dilanda gelombang keempat penularan Covid-19 dua pekan seusai festival Nowruz.

Belajar dari pengalaman itu, Azad memandang Indonesia juga berpotensi menghadapi lonjakan angka kasus Covid-19 karena masih banyak orang yang mudik. Periode dua pekan setelah Lebaran adalah waktu yang rentan dalam penanganan pandemi. "Karena itu, saya sangat mengerti mengapa pemerintah Indonesia melarang mudik," ujar Azad, yang tahun lalu juga tidak mudik.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Mahardika Satria Hadi

Mahardika Satria Hadi

Menjadi wartawan Tempo sejak 2010. Kini redaktur untuk rubrik wawancara dan pokok tokoh di majalah Tempo. Sebelumnya, redaktur di Desk Internasional dan pernah meliput pertempuran antara tentara Filipina dan militan pro-ISIS di Marawi, Mindanao. Lulusan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus