Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DUTA Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Khosh Heikal Azad, tahun ini kembali melewatkan dua perayaan besar di negaranya, yaitu Nowruz dan Idul Fitri. Azad dan keluarganya memutuskan tidak pulang ke kota asalnya, Teheran, karena mewaspadai lonjakan angka kasus Covid-19 di Iran. "Saya takut mudik. Idul Fitri di Jakarta saja," kata Azad, 61 tahun, dalam perbincangan dengan Tempo lewat konferensi video, Kamis, 6 Mei lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nowruz adalah festival tahun baru Persia sekaligus penanda permulaan musim semi pada 20 Maret lalu. Nowruz biasanya dirayakan besar-besaran oleh penduduk Iran dan warga negara itu yang berdiaspora di seluruh dunia. Penduduk Iran menghias rumah mereka, memenuhi meja dengan makanan, serta menggelar hiburan musik dan tarian di jalan-jalan. "Banyak warga Iran pulang kampung saat Nowruz. Seperti orang Indonesia yang mudik ketika Lebaran," tutur Azad.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perayaan Nowruz tahun ini seharusnya lebih semarak karena berdekatan dengan Idul Fitri. Pembatasan pergerakan manusia tak menghalangi banyak orang di Iran mudik ke kampung halaman. Akibatnya, Iran dilanda gelombang keempat penularan Covid-19 dua pekan seusai festival Nowruz.
Belajar dari pengalaman itu, Azad memandang Indonesia juga berpotensi menghadapi lonjakan angka kasus Covid-19 karena masih banyak orang yang mudik. Periode dua pekan setelah Lebaran adalah waktu yang rentan dalam penanganan pandemi. "Karena itu, saya sangat mengerti mengapa pemerintah Indonesia melarang mudik," ujar Azad, yang tahun lalu juga tidak mudik.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo