JULIUS Uwe, 24 tahun, patah arang dengan atletik. Tapi untung, pemuda yang masih sorangan ini belum mengucapkan: "Selamat tinggal olahraga". Pemecah rekor dasalomba di SEA Games 1978 di Jakarta itu kini sedang getol melincahkan gerak-geriknya di lapangan bola. "Sudah keputusan saya, tidak akan terjun lagi di atletik," ujarnya kepada Liston P. Siregar dari TEMPO, pekan lalu. Musababnya lumayan serius. Menjelang SEA Games Kuala Lumpur yang lalu, "Prestasi saya waktu di TC lebih baik dari yang dikirim ke Kuala Lumpur," kenangnya. "Tapi, teman lain masuk asrama, saya tinggal di luar dan cari makan sendiri." Memang, ia tak disertakan ke Kuala Lumpur. Penggemar Franz Beckenbauer ini merasa tak kesulitan terjun di lapangan bola. "Saya dulu pemain sepak bola sebagai striker," katanya. Dulu, Julius memang pemain bola tingkat kabupaten di Tembagapura, Irian Jaya. Kini, dia siap turun membawa nama Krama Yudha Tiga Berlian pada putaran ke-3 Galatama, sekitar bulan depan. "Memang, siapa saja boleh berlatih bersama kami, tapi untuk menjadi anggota, perlu persyaratan lain. Untuk Julius, kami masih perlu membicarakannya dengan pihak PB PASI," kata Zulherry, yang menjahat Ketua II KTB. Namun, Julius sudah bermukim di asrama KTB di Citeureup. Untuk perawakannya yang kekar -- tinggi 180 cm dan berat 80 kg --- Julius masih menghadapi satu soal kecil, yakni urusan sepatu. Ukuran kakinya 43. "Sampai sekarang, saya latihan masih pakai sepatu catch," katanya. Sepatunya sudah dipesan ke Jerman Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini