Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pebalet senior Australia, Juliet Burnett, 31 tahun, senang bisa ke Indonesia untuk berbagi ilmu. "Balet adalah sebuah keindahan yang dapat diberikan kepada siapa pun, dan senang rasanya bila bisa berbagi melalui balet," kata penari berdarah Indonesia ini, Jumat dua pekan lalu. Juliet datang ke tanah air ibundanya ini untuk tampil dalam 1stIndonesian Ballet Gala, 22 Agustus 2015, di Ibu Kota. Lalu dia akan mengajarkan tarian balet kepada anak-anak di Komunitas Ciliwungdi sekitar wilayahBukit Duri, Jakarta Selatan, selama tiga hari.
Juliet lahir di Sydney dan mewarisi darah seni dari keluarga ibunya. Pamannya adalah sastrawan terkemuka W.S. Rendra (almarhum) dan neneknya seorang penari Keraton Yogyakarta. Pada usia lima tahun, Juliet mulai belajar balet. Kariernya menanjak ketika ia diterima di The Australian Ballet pada 2003 hingga menjadi penari senior di sana. Belum lama ini, ia mengundurkan diri dan mencoba peruntungan berikutnya.
Barangkali dari anak-anak Ciliwung nanti Juliet akan menemukan penerusnya. Sebab, dia akan memilih di antara mereka yang dinilai berbakat untuk menerima beasiswa menari dari salah satu sekolah balet diJakarta. Juliet mengaku ini agak sulit karena waktunya terbatas. Tapi, seperti dikatakannya, keindahan memang harus dibagikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo