Sistem medis di kota paling selatan Gaza, Rafah, mengalami krisis parah setelah serangan udara Israel pada hari Senin, menyebabkan hanya satu rumah sakit yang kesulitan untuk beroperasi di tengah kekurangan pasokan medis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Militer Israel mengatakan pada Senin malam bahwa mereka melakukan serangan udara skala besar di Rafah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Serangan udara tersebut tidak hanya memaksa banyak warga setempat mengungsi dan sangat menghambat transportasi bantuan kemanusiaan, namun juga mengakibatkan penutupan Rumah Sakit Abu Yousef al-Najjar, salah satu dari dua rumah sakit besar di Rafah.
Akibatnya, Rumah Sakit Kuwait saat ini menjadi satu-satunya institusi medis di kota dengan populasi lebih dari satu juta jiwa. Namun, dengan hanya puluhan tempat tidur pasien, rumah sakit ini menghadapi tantangan besar dalam menangani banyaknya pasien cedera.
Suhaib Al-Hams, direktur Rumah Sakit Kuwait, mengatakan pada hari Kamis bahwa cadangan bahan bakar rumah sakit hanya dapat mempertahankan operasinya selama maksimal tiga hari, dan mengatakan bahwa sistem pasokan listrik rumah sakit kemungkinan akan lumpuh setelahnya.
Tentara Israel mengumumkan pada hari Rabu bahwa mereka melanjutkan serangan darat di Rafah, melaporkan sekitar 30 korban jiwa sejak serangan dimulai pada Senin malam.
Video: CCTV+
Editor: Dwi Oktaviane