Ekonom senior Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri menjadi ahli Kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dalam sidang sengketa Pilpres hari ini. Faisal menyoroti impor beras dan kaitannya dengan Pemilihan Presiden 2024.
"Produksi beras cuma turun 600 ribu-an ton, tapi seolah-olah kita mau kiamat, diimpor lah 3 juta ton beras," kata Faisal saat memberikan keterangan dalam sidang di Gedung MK, Jakarta Pusat pada Senin, 1 April 2024.
Dia menjelaskan, luas lahan panen tetap di atas 10 juta hektare meskipun ada berbagai bencana. Produktivitas beras juga naik. "Impornya 3 juta ton, padahal penurunan produksinya 600 ribu-an ton. Apa yang ada di kepala mereka? Oh, siapa tahu nanti dua putaran," ujar Faisal.
Faisal menuding, beras impor itu bisa digunakan untuk membagi-bagikan bansos sampai Pilpres kedua. Menurut dia, ini sudah keterlaluan. "Jadi penuh dengan siasat yang menurut saya sudah keterlaluan, terlalu vulgar," tutur Faisal.
Secara logika, kata Faisal, jika 3 juta ton beras impor digelontorkan ke pasar, harganya tidak akan mencapai tertinggi sepanjang sejarah pada Februari 2024. Seperti diketahui, harga beras sekitar dua bulan lalu adalah Rp 15.157 per kilogram atau melonjak 19,28 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Foto: tempo.co
Editor: Ridian Eka Saputra
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini