Misi Bantuan Transisi Terpadu PBB di Sudan (UNITAMS) mendesak pihak-pihak yang bertikai di Sudan untuk menghentikan semua operasi militer, melanjutkan negosiasi gencatan senjata yang diadakan di Jeddah, Arab Saudi, dan menyelesaikan krisis saat ini dengan cara damai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertempuran antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan saingan Pasukan Tanggap Cepat (RSF) yang pecah pada 15 April telah menelantarkan jutaan orang, membuat mereka hidup tanpa mata pencaharian dasar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berbicara dalam sebuah pernyataan, UNITAMS mengungkapkan keprihatinannya yang mendalam tentang konflik bersenjata terhadap warga sipil di wilayah Darfur, mengutuk kerusakan fasilitas umum dan kematian di kalangan warga sipil, meminta pihak-pihak yang berkonflik untuk memastikan keselamatan warga sipil.
Juga pada hari Kamis, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mengeluarkan peringatan bahwa masyarakat pedesaan di Sudan sangat membutuhkan bantuan darurat dan memperkuat bantuan kemanusiaan, karena negara tersebut menderita akibat konflik yang berkepanjangan dan penurunan ekonomi akibat konflik.
Estimasi terbaru menunjukkan bahwa 42 persen populasi di Sudan, atau 20,30 juta orang, mengalami kerawanan pangan selama periode Juli-September ini, dua kali lipat dari Mei lalu. Estimasi juga menunjukkan bahwa sekitar 15 juta orang akan menghadapi kerawanan pangan dari Oktober ini hingga Februari mendatang, kerawanan pangan terburuk pada waktu panen di negara itu.
Untuk mengatasi krisis, FAO meluncurkan kampanye distribusi benih darurat di Sudan untuk menyediakan sumber daya yang diperlukan penduduk setempat untuk memenuhi kebutuhan produksi pangan.
Video: CCTV+
Editor: Dwi Oktaviane