Kandidat reformis Masoud Pezeshkian – mantan menteri kesehatan – telah memenangkan pemilihan presiden putaran kedua di Iran, kata Juru Bicara Kantor Pusat Pemilu negara itu, Mohsen Eslami, pada hari Sabtu. Pezeshkian memperoleh 16.384.402 dari total 30.573.931 suara pada putaran kedua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hasilnya kini harus mendapat persetujuan dari Dewan Wali Iran. Setelahnya, Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei akan mengeluarkan dekrit kepada presiden terpilih yang kemudian akan diambil sumpah jabatannya di hadapan parlemen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lahir pada bulan September 1954, Pezeshkian adalah seorang politisi reformis yang memiliki latar belakang luas di bidang kedokteran sebagai ahli bedah jantung dan memegang posisi penting, termasuk presiden Universitas Ilmu Kedokteran, Tabriz dan menteri kesehatan negara tersebut. Ia juga menjabat sebagai wakil di Parlemen selama beberapa periode.
Pemilihan presiden ke-14 Iran, yang awalnya dijadwalkan pada tahun 2025, diundur setelah kematian mendadak Presiden Ebrahim Raisi dan rombongannya dalam kecelakaan helikopter pada 19 Mei.
Karena tidak ada kandidat yang mencapai ambang batas minimum 50 persen suara yang disyaratkan pada putaran pertama, putaran kedua antara dua kandidat terdepan Pezeshkian dan Jalili diadakan pada hari Jumat.
Video: CCTV+
Editor: Dwi Oktaviane