Warga Iran mulai memberikan suara pada hari Jumat, 28 Juni 2024 di hampir 59.000 TPS di seluruh negeri dalam pemilihan presiden cepat yang diadakan hanya beberapa minggu setelah kematian mendiang presiden Ebrahim Raisi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para pemilih di Teheran memberikan suara mereka dalam pemilihan presiden menyatakan harapan bahwa pemerintahan baru akan mengurangi dampak sanksi terhadap mata pencaharian, mempertahankan kebijakan luar negeri yang kuat, dan membangun kemitraan dengan negara-negara sahabat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Awalnya dijadwalkan pada tahun 2025, pemilihan presiden ke-14 Iran dengan cepat dijadwal ulang menyusul kematian tragis Raisi dalam kecelakaan helikopter di wilayah pegunungan barat laut negara itu pada 19 Mei.
Lebih dari 61 juta warga Iran berhak memilih empat kandidat, termasuk Mohammad Baqer Qalibaf, ketua parlemen; Saeed Jalili, mantan negosiator utama pembicaraan nuklir; Mostafa Pourmohammadi, mantan menteri dalam negeri dan menteri kehakiman; dan Masoud Pezeshkian, mantan menteri kesehatan dan reformis.
Ketika ditanya mengenai urusan luar negeri, sebagian besar pemilih mengatakan mereka berharap Iran tidak akan memberikan konsesi kepada Amerika Serikat dan negara-negara Barat dan akan memperkuat hubungannya dengan sekutunya.
Video: CCTV+
Editor: Dwi Oktaviane