Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak tuntutan pertukaran sandera yang diajukan Hamas sebagai hal yang “tidak masuk akal,” namun tetap berkomitmen untuk mengirimkan delegasi ke Qatar untuk negosiasi gencatan senjata yang sedang berlangsung, menurut sebuah pernyataan yang dirilis oleh kantor PM pada hari Jumat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hamas sebelumnya menyampaikan proposal gencatan senjata di Gaza kepada mediator yang mencakup pertukaran tahap pertama sandera wanita, anak-anak, lansia dan sakit Israel dengan imbalan pembebasan 700-1.000 tahanan Palestina, menurut proposal yang dilihat oleh Reuters.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembebasan tersebut mencakup 100 tahanan Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup di penjara-penjara Israel dan pembebasan “para rekrutan perempuan” Israel.
Menurut proposal terbaru, Hamas mengatakan tanggal gencatan senjata permanen akan disepakati setelah pertukaran sandera dan tahanan awal, serta batas waktu penarikan Israel dari Gaza. Kelompok tersebut mengatakan semua tahanan dari kedua belah pihak akan dibebaskan pada tahap kedua dari rencana tersebut.
Meskipun ada peringatan luas dari masyarakat internasional, Netanyahu pada hari Jumat juga menyetujui rencana operasi Pasukan Pertahanan Israel di kota Rafah di Gaza selatan, di mana sekitar 1,5 juta pengungsi Palestina mencari perlindungan sejak dimulainya konflik Palestina-Israel pada 7 Oktober 2023.
Video: CCTV+
Editor: Dwi Oktaviane