Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

arsip

3 Tahun Syekh Ali Jaber Berpulang, Setahun Sebelumnya Alami Penusukan di Bandarlampung

Syekh Ali Jaber mengembuskan napas terakhirnya 3 tahun lalu. Berikut profilnya, dan insiden penusukan terhadapnya saat berdakwah di Bandarlampung.

16 Januari 2024 | 15.20 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemilik nama lengkap Ali Saleh Mohammed Ali Jaber ini lahir pada 3 Februari 1976. Dikutip dari repository.uinbanten.ac.id, Syekh Ali Jaber merupakan ulama yang berasal dari Madinah, Arab Saudi. Ia merupakan anak sulung dari 12 bersaudara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mempelajari agama Islam secara mendalami melalui Mulazamah (melazimi) pelajaran-pelajaran Al-Quran di Masjid Nabawi pada 1997. Bahkan, ia telah berhasil menghafalkan 30 juz Al-Quran sejak berusia 11 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Syekh Ali Jaber berjuang untuk menyebarkan ajaran Islam berkaca pada keluarga yang religius. Ia memulai dakwah sejak remaja dengan mengajarkan ayat-ayat Al-Quran dari satu masjid ke masjid lain. Selama di Madinah, ia juga aktif menjadi guru tahfiz Al-Quran di Masjid Nabawi. 

Sudah menimba ilmu Islam yang dalam di Madinah, pada 2008, Syekh Ali Jaber datang pertama kali ke Indonesia. Kedatangan Syekh Ali Jaber membuatnya ditunjuk menjadi imam tarawih di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta. Kemudian, ia mulai memberikan dakwah dari satu kota ke kota lain di Indonesia, termasuk daerah pelosok.

Lalu, pada 2009-2010, Syekh Ali Jaber mengunjungi keluarganya untuk membantu program menghafal Al-Quran di Indonesia. Acara tersebut pun berhasil disukai masyarakat. Bahkan, nama Syekh Ali Jaber pun menjadi terkenal berkat menjadi juri di acara ini. Setelah itu, ia kerap melakukan dakwah dalam beberapa kajian di stasiun televisi nasional. Ia juga belajar bahasa Indonesia untuk menunjang proses dakwahnya. 

Sebelumnya, pada 2008, Syekh Ali Jaber menikah dengan Umi Nadia, perempuan asal Lombok, Nusa Tenggara Barat. Lalu, pada 2011, ia mendapat penghargaan kehormatan sebagai Warga Negara Indonesia (WNI). Setelah resmi menjadi WNI, ia lebih sering melakukan dakwah di berbagai daerah Indonesia. 

Selama berdakwah, ia pernah mengalami satu kejadian tidak menyenangkan. Pada 13 September 2020, ia sempat ditikam oleh orang yang tidak dikenal ketika berceramah di Masjid Falahuddin, Sukajawa, Bandar Lampung. Akibatnya, ia mengalami luka tusuk bagian lengan kanan. Tersangka atas nama Alfin Andrian pun berhasil diamankan polisi.

Pada 14 Januari 2021 pukul 08.30 WIB, Syekh Ali Jaber menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Yarsi, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Ia meninggal dunia setelah beberapa lama dirawat. Meskipun sebelumnya telah positif Covid-19, tetapi ia meninggal dunia dalam kondisi negatif Covid-19. Jenazahnya dimakamkan selepas Asar di kompleks pemakaman Pesantren Daarul Quran milik pendakwah Yusuf Mansur.

Sebelumnya, Syekh Ali Jaber pernah mengutarakan keinginannya untuk dimakamkan di Lombok. Pasalnya, daerah tersebut menjadi tempatnya mengajar anak-anak kecil menghafal Al-Quran di Lombok. Namun, situasi pandemi yang terjadi ketika itu membuat keluarganya memutuskan untuk memakamkan Syekh Ali Jaber di sekitar Jabodetabek. Yusuf Mansur pun menawarkan jenazah Syekh Ali Jaber dimakamkan di kompleks pondok pesantrennya yang memang menjadi tempat belajar menghapal Al-Qur’an.

RACHEL FARAHDIBA R  | NAOMY AYU NUGRAHENI | DEWI NURITA | DELFI ANA HARAHAP

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus