ALI Saryadi, pria Ciamis 37 tahun, sudah 41 kali kawin-cerai.
Dari empat istrinya, tiga tinggal serumah dengan dia. "Saya tak
tahu kenapa mereka akur," kata Saryadi. Hartanya juga boleh
dibanggakan: 3 hektar sawah, 4 truk, kolam ikan, 200 pohon
cengkih dan sejumlah burung berkicau.
Sehari-hari ia berdagang benda-benda wasiat. Dia juga
menjalankan praktek perdukunan -- dengan izin resmi. Saryadi,
memakai tarbus a la Turki dengan jambul di atasnya, plus kaca
mata hitam.
Tamunya cukup banyak. Ada yang minta obat, asihan ataupun jimat.
Awal Juli misalnya, seorang Kepala Kejaksaan Tinggi suatu
provinsi datang untuk membeli salah satu pusaka Ali Saryadi.
Salah satu jimatnya diperolehnya setelah bertapa di Gunung
Ciremai. Setelah 41 hari, Ali Saryadi merasa ada yang menggigit
kakinya. Ternyata kadal yang buntutnya bercabang tiga. Setelah
tiga kali digigit barulah kadal itu ditangkapnya. Ekor kadal
dipotongnya dengan kuku tangannya yang panjang. Konon berkat
buntut kadal bercabang tiga ini Saryadi mampu beristri empat
tanpa cekcok. Percaya atau tidak pokoknya begitulah penuturan
Saryadi.
Menurut Saryadi, ada ilapat yang harus dipatuhinya: tiap tahun
dia harus kawin. "Tapi saya tak mau melanggar ajaran Islam.
Terpaksa tiap tahun salah satu istri saya harus rela dicerai,"
katanya.
Yang hebat, keempat istri itu tampaknya tenang-tenang saja.
"Kami akan mengalah dan pasrah. Siapapun yang akan dicerai,
tak akan menjadi masalah karena akan dicukupi nafkahnya," kata
Djudju Sjuariah, 30 tahun, istri pertama. Ketiga istri yang
lain: Masitoh (16 tahun), Bibah Nuryati (18 tahun) dan Cucu
Kartini (14 tahun) mengangguk membenarkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini