5 Daftar Stasiun Kereta Api Terbesar di Jakarta, Sampai 325 Hektare

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap harinya, stasiun kereta api di Jakarta selalu dipadati ribuan penumpang khususnya dari kalangan pengguna KRL (commuterline). Salah satu lokasi pemberhentian dan keberangkatan penumpang terpadat di wilayah ibu kota untuk moda transportasi darat tersebut, yaitu Stasiun Manggarai. Dari sekitar 50 stasiun yang menyediakan berbagai fasilitas, berikut daftar stasiun kereta api terbesar di Jakarta berdasarkan luas areanya. 

Daftar Stasiun Kereta Api Terbesar di Jakarta

Dihimpun dari laman resmi PT Kereta Api Indonesia (KAI) heritage.kai.id, berikut deretan stasiun paling besar di DKI Jakarta beserta sekilas sejarahnya. 

1.    Stasiun Jakarta Kota

Tidak hanya terluas di Jakarta, Stasiun Jakarta Kota ditetapkan sebagai stasiun terbesar di Indonesia. Stasiun yang dibangun di ketinggian 4 mdpl tersebut dibekali 12 jalur rel. Menurut Surat Keputusan (SK) Gubernur No. 475 Tahun 1993 dan SK Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (sekarang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) No PM.13/PW.007/MKP/05, tempat persinggahan kereta itu ditetapkan sebagai cagar budaya. 

Stasiun Jakarta Kota berdiri di atas lahan seluas 325 hektar dan mulai dibangun pada 1870. Stasiun yang juga dikenal dengan Stasiun Beos (Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij) tersebut dulu digunakan untuk menyimpan dan melakukan perawatan lokomotif. Nama lain dari stasiun yang berada di Jalan Lada, Kec. Taman Sari, Kota Jakarta Barat itu adalah Batavia Zuid. 

2.    Stasiun Manggarai

Stasiun Manggarai dinobatkan sebagai stasiun dengan lalu lintas kereta api tersibuk di Indonesia. Stasiun yang melayani perjalanan 726 kereta api setiap harinya dengan 100.000 penumpang ini memiliki area seluas 2,47 hektar dengan rincian 3 lantai dan 18 lintasan rel kereta. Tujuan perhentian KRL tujuan Jakarta Kota, Bogor, Bekasi, dan Tanah Abang tersebut beroperasi sejak 1920. 

Kata Manggarai sendiri berasal dari wilayah dengan nama yang sama di Flores. Pada abad ke-17, budak dari Manggarai tinggal di kawasan Gemeente Meester Cornelis. Sementara kereta api yang melintas dibangung oleh perusahaan swasta, yaitu Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). 

3.    Stasiun Tanjung Priok

Pada 1877, Gubernur Jenderal Hindia Belanda van Lansberge membangun pelabuhan baru di Tanjung Priok. Berbagai fasilitas penunjang juga turut dibuat, seperti kanal penghubung pelabuhan dengan kota dan stasiun kereta api. Baru pada 2 November 1885, stasiun dibuka perdana bersama dengan peresmian jalur Tanjung Priok – Batavia. 

Stasiun yang dihiasi ornamen art deco tersebut berada di lahan seluas 46.930 meter persegi. Sementara luas bangunannya sekitar 3.678 meter persegi. Maka tidak mengherankan apabila Stasiun Tanjung Priok masuk dalam daftar stasiun kereta api terbesar di Jakarta. 

4.    Stasiun Gambir

Gagasan pendirian jalur kereta api di Batavia (Jakarta) menyeruak sejak 1846. Saat itu, Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang bertugas, yaitu J.J. Rochussen mencetuskan usulan pembangunan rute kereta api ke Buitenzorg (Bogor). Tujuannya ialah guna menjembatani kepentingan ekonomi dan politik. 

Pada 15 Oktober 1869, ide pembukaan pembangunan lajur kereta api Jakarta – Bogor mulai terealisasi. Lebar jalur yang dibuat ialah 1.067 mm dan dapat dilalui rangkaian gerbong berkecepatan 20-9 km/jam. 

5.    Stasiun Jatinegara

Gelar stasiun kereta api terbesar di Jakarta pada posisi ke-5 diraih oleh Stasiun Jatinegara. Stasiun yang berlokasi di Kelurahan Pisangan Baru, Kec. Matraman, Kota Jakarta Timur itu mempunyai area seluas 3.600 meter persegi. Sekarang, bangunan stasiun ditetapkan sebagai cagar budaya melalui Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. PM.13/PW.007/MKP/05.