Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

5 Mitos Aneh tentang Kanker Payudara yang Banyak Dipercaya

Untuk meningkatkan kesadaran seputar kanker payudara, konsultan ahli bedah onkologi membongkar beberapa mitos yang sering bikin bingung.

2 November 2022 | 17.00 WIB

Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kanker payudara dialami banyak perempuan di seluruh dunia. Tidak melakukan pemeriksaan diri dan keterlambatan diagnosis merupakan salah satu penyebab kanker payudara sulit diobati. Informasi yang salah dan mitos tentang penyakit ini juga sangat banyak.

Untuk meningkatkan kesadaran seputar kanker payudara, Rucha Kaushik, konsultan ahli bedah onkologi di India, membongkar beberapa mitos seputar kondisi tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

1. Biopsi menyebarkan sel tumor

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ini adalah mitos. Setiap benjolan payudara yang dicurigai kanker memerlukan diagnosis jaringan untuk menentukan pengobatan. Diagnosis jaringan dilakukan dengan biopsi jarum inti di bawah anestesi lokal. Laporan akhir akan siap dalam 3/5 hari untuk memastikan jenis tumor dan pengobatan yang akan dilakukan.

2. Penderita kanker payudara akan meninggal 

Kanker payudara benar-benar dapat disembuhkan jika didiagnosis dan diobati sejak dini, jadi ini juga mitos. Dengan kemajuan penelitian yang lebih baru dan obat-obatan yang lebih baru, beberapa pilihan tersedia untuk mengobati kasus lanjut juga dengan peningkatan kelangsungan hidup.

3. Hasil mamografi normal berarti tidak ada kanker

Mamografi tidak boleh dilakukan tanpa konsultasi dokter. Indikasi mammogram tergantung pada usia, presentasi klinis, dan indeks kecurigaan klinis oleh ahli payudara. Mammogram negatif atau normal tidak mengesampingkan kanker. Pemeriksaan klinis oleh spesialis payudara adalah suatu keharusan.

4. Kanker tidak akan kambuh setelah mastektomi 

Banyak wanita yang mengalami kanker stadium awal tidak perlu melakukan pengangkatan payudara total atau mastektomi. Konservasi payudara dengan terapi radiasi sama aman dan efektifnya dengan mastektomi jika dilakukan oleh seorang ahli dengan tepat. Terapi radiasi adalah suatu keharusan setelah operasi penyelamatan payudara.

5. Mengenakan bra hitam, bra berkawat, atau deodoran meningkatkan risiko kanker payudara

Ini benar-benar mitos. Tidak ada data atau bukti yang menyebutkan bahwa jenis atau warna bra tertentu meningkatkan risiko terkena kanker payudara. Jaringan payudara adalah jaringan elastis sehingga disarankan untuk memakai bra penopang yang ketat. 

TIMES OF INDIA

Baca juga: Kebiasaan Makan untuk Mengurangi Risiko Kanker Payudara

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus