Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
MENYAMBANGI Istana Negara pada Ahad, 15 Oktober lalu, Abdi Negara Nurdin bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Gitaris grup musik Slank itu menemani mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Erry Riyana Hardjapamekas, untuk membicarakan peluang putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, maju sebagai calon wakil presiden Prabowo Subianto. Hari-hari itu kabar tentang duet Prabowo-Gibran kian santer terdengar.
Pertemuan di Istana digelar sehari sebelum Mahkamah Konstitusi merilis putusan tentang gugatan batas usia calon presiden dan wakil presiden dalam Undang-Undang Pemilihan Umum. Hasil pertemuan dengan Jokowi lantas diceritakan oleh Erry dalam pertemuan telekonferensi dengan sejumlah aktivis, akademikus, dan budayawan.
Erry menceritakan bahwa Jokowi menyimak sarannya. Presiden meminta Menteri Sekretaris Negara Pratikno, yang menemani, mencatat nasihat yang disampaikan Erry. “Kami menyuruh Gibran untuk pulang ke Solo dan melanjutkan tugasnya sebagai wali kota,” kata pendiri Tempo, Goenawan Mohamad, lewat pesan pendek pada Jumat, 27 Oktober lalu.
Goenawan juga diundang ke Istana, tapi dia absen karena sedang berada di Bali. Ia turut menyimak isi pertemuan dengan Jokowi dari Erry. Cerita yang sama didengar oleh pemain teater Butet Kertaredjasa.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Shinta Maharani dari Yogyakarta berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Titik Nol di Mahkamah Keluarga"