Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“COMEDY relief itu susah banget,” kata aktor Alex Abbad. Alex mengomentari perannya sebagai Pak Yoram, seorang produser, dalam film Jatuh Cinta Seperti di Film-film (Jesedef). Film Jesedef bercerita tentang sosok Bagus—diperankan oleh Ringgo Agus Rahman—yang bertemu kembali dengan teman sekolah menengah atas dan pujaan hatinya, Hana. Setelah suami Hana meninggal, Agus yang berprofesi penulis skenario ingin meyakinkan Hana untuk jatuh cinta sekali lagi, seperti di film-film. Pak Yoram dalam film ini adalah bos Bagus yang mengawal skenario hingga menjadi film.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alex memerankan sosok produser yang selalu mencampuri arah skenario yang dibuat Bagus. Sebagai sebuah comedy relief atau selingan episode lucu pendek, peran Alex dalam Jesedef tak dimainkan dengan ekspresi komikal atau karikatural. Mimik dan tampilannya tetap “serius”, “berwibawa”, mengesankan orang yang berduit dan paham akan selera industri pasar film. Namun karena itulah penonton bisa tersenyum-senyum kecil menangkap ekspresinya yang pada dasarnya memerankan seorang produser yang mengutamakan kepentingan komersial di atas segalanya. Walhasil, meski hanya sebagai aktor pendukung, porsi permainan Alex vital. Kemunculannya bukan sekadar interupsi yang lepas dari keutuhan film, tapi sangat menjalin motif dasar film. Tanpa dia, film Jesedef kehilangan alasan utama alur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aktor Alex Abbad saat sesi foto di kantor redaksi Tempo, Jakarta, 22 Januari 2024. Tempo/Ratih Purnama
Ada banyak sekali adegan ikonik Pak Yoram yang membuat para penonton tertawa lepas. Salah satunya saat ia menjenguk Bagus yang sedang dirawat di rumah sakit. Awalnya Bagus berterima kasih ketika sang bos datang menjenguknya. Namun wajah Bagus berubah 180 derajat. Dia langsung manyun dan berpaling dari Pak Yoram. Maklum, Pak Yoram tiba-tiba mengeluarkan laptop Bagus dan berharap stafnya itu menyelesaikan naskah film orisinalnya walau sedang berbaring di rumah sakit. Tak mengherankan bila seluruh isi bioskop langsung tertawa melihat adegan itu.
Alex mengatakan adegan seorang produser yang terus-menerus mendatangi penulisnya setiap hari terjadi di dunia nyata. Ia bahkan pernah mendengar ada produser yang rela membawakan kursi roda buat stafnya yang sedang sakit untuk kembali ke kantor demi menyelesaikan pekerjaan. “Yang kamu lihat (di film Jesedef) itu adalah rekaman kejadian nyata,” ucap Alex mengenai hubungan antara produser dan penulis naskah mereka.
Menurut Alex, sosok Pak Yoram adalah akumulasi sifat para produser yang dia temui selama berkarya. Alex tidak hanya berpengalaman di dunia film. Ia juga pernah menjadi pembawa acara atau video jockey MTV, musikus, hingga seniman alih suara. Dengan beragam pengalamannya sejak 1998, Alex bertemu dengan bermacam jenis produser. “Kayaknya gue punya heart untuk membentuk Pak Yoram,” ujarnya.
Alex Abbad berperan sebagai Yoram, produser film, di "Jatuh Cinta Seperti Di Film-film". Jozz Felix
Awalnya, kata Alex, sosok Pak Yoram dalam naskah lebih banyak diceritakan hanya sebagai produser yang menekan anak buahnya untuk menyelesaikan naskah skenario filmnya. Namun ia dan tim berhasil menambahkan nuansa komedi, bahkan improvisasi, dalam memerankan sosok pria berkuasa itu. “Setiap hari ada saja catatan barunya,” ucap Alex.
Menurut Alex, bila tidak ditambahi nuansa komedi, justru film ini, khususnya adegan bagian Pak Yoram, akan lebih terlihat seperti film dokumenter tentang industri perfilman Indonesia. Sebab, berbagai adegan, tekanan, dan nuansa ruang kerja itu sering dialami para insan perfilman di Tanah Air. Misalnya ketika Pak Yoram sudah memprediksi tanggal tayang film padahal naskah skenarionya belum rampung. Walhasil, pembuatan film banyak yang akhirnya kejar tayang dan dibuat yang penting jadi.
Selama di film, 80 persen adegan Pak Yoram hanyalah duduk dan berdiskusi dengan Bagus. Berbeda dengan para pemain lain yang lebih banyak melakukan gerakan hingga berpindah tempat. Alex, sebaliknya, lebih banyak berekspresi lewat dialog dan ungkapan sambil duduk. Tapi, lantaran aktingnya yang kuat, adegan duduk itu justru seperti kunci. Menurut Alex, Ringgo Agus Rahman selalu mendorongnya untuk terus menambahkan berbagai komedi satire dalam Jesedef. Namun rem dari ide “gila” Alex ini adalah Yandy Laurens, selaku penulis naskah dan sutradara Jesedef. Yandy kerap mengingatkan agar tidak terlalu menyindir karena khawatir akan ada beberapa kelompok yang tersinggung. “Kalau bagian Pak Yoram tidak direm, bakal bahaya,” kata Alex.
Dan akting yang tak kebablasan bisa ditampilkan Alex secara proporsional. Namun dia mengaku tak semudah itu saat melakukannya. Ia sampai susah tidur mengutak-atik perannya agar lebih cair. Alex memang tidak mempunyai latar belakang pelawak, berbeda dengan Ringgo yang terkenal lucu. Ia pun harus berlatih napas buat adegan berbicara dengan Ringgo untuk menambah nuansa komedi. Artinya, Alex harus tahu kapan Ringgo selesai berbicara sehingga ia mesti segera menimpali lawan bicaranya itu agar tidak ada satu-dua detik jeda yang kosong saat syuting. “Ini beneran susah banget. Walau saya bukan (pemain komedi), saya belajar dan berhasil ikutin ritme dan hidupkan skripnya,” ujarnya.
Alex Abbad (kiri) dalam adegan di "Jatuh Cinta Seperti Di Film-film". YouTube @imajinari
Alex merasa beruntung bekerja sama dengan Ringgo, yang mau mendorongnya untuk mengeluarkan berbagai sisi komedi dalam perannya. Ia pun merasa mujur memiliki Yandy, yang menjaga skenario Pak Yoram tetap di jalurnya dan tidak terlalu liar. “Pak Yoram bisa seperti itu karena dijaga Yandy dan didorong Ringgo,” tutur Alex. Tempo menilai peran Pak Yoram yang dimainkan Alex mempengaruhi skenario dan aktingnya berhasil mempengaruhi emosi penonton. “Alex Abbad ini stealing the show. Orang habis nonton film itu, ingetnya dia,” kata salah satu juri Film Pilihan Tempo 2023, Leila S. Chudori.
Juri Film Pilihan Tempo yang juga sineas dan pengajar Institut Kesenian Jakarta, Nan Triveni Achnas, menilai sosok Pak Yoram yang diperankan Alex Abbad mirip dengan sosok Whoopi Goldberg yang memainkan peran dukun lucu Oda Mae Brown dalam film Ghost (1990). Goldberg dalam perannya sebagai cenayang berhasil meraih Piala Oscar untuk kategori pemeran pendukung kala itu. “Alex itu kayak Whoopi Goldberg di Ghost. Kita akan ingat dia di film itu,” ujarnya.
Yandy Laurens mengatakan ia tak bermaksud “menelanjangi” para produser Indonesia. “Enggak ada intensi untuk nyindir,” ucapnya. Walau begitu, memang bagi kebanyakan penonton ini seperti sebuah “surat cinta buat sinema”. Dan itu karena peran Alex Abbad yang kuat tapi sesuai dengan takaran. Tak lebih dan tak kurang.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Alex Abbad, Sang ‘Pencuri Pertunjukan’"