Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wadah plastik jadi salah satu cara praktis untuk membawa makanan. Setelah digunakan, wadah bisa dibuang tanpa harus repor mencuci dan membawnaya pulang. Tapi, plastik juga mendatangkan risiko untuk lingkungan dan kesehatan. Meski ada tulisan “microwave safe”, seberapa aman wadah plastik untuk menghangatkan makanan?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlawanan dengan kepercayaan populer, label "microwave safe" pada wadah plastik bukan berarti benar-benar aman. Meskipun ada hierarki jenis plastik mana yang menjadi ancaman lebih besar bagi kesehatan kita, label ini tidak ada hubungannya dengan kesehatan. “Microwave safe" tidak berarti bahan kimia tidak akan larut dari wadah ke dalam makanan saat dihangatkan, melainkan, bahwa plastik dapat menahan panas oven microwave tanpa meleleh.
Dilansir dari Mind Body Green, BPA paling terkenal sebagai bahan kimia yang membuat plastik tidak aman, tetapi kenyataannya banyak bahan kimia lain yang digunakan untuk memproduksi plastik yang merugikan kesehatan kita. Bahan kimia yang berkontribusi pada struktur dan stabilisasi plastic, seperti ftalat, BPA, BPS, PCB, stirena, dan dioksin, dapat memengaruhi kadar hormon dan kesuburan, kesehatan metabolisme, dan keseimbangan fisiologis secara keseluruhan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dokter spesialis anak dan profesor New York University, Leonardo Trasande, sebelumnya mengatakan bahwa pada tingkat mikroskopis, plastik diserap ke dalam makanan dengan panas.
Menurut Trasande, cara terbaik untuk menghindari menelan plastik tersebut adalah dengan tidak menggunakannya untuk microwave sama sekali. Kemudahan memanaskan makanan dalam wadah plastik di microwave tidak sebanding dengan risikonya.
Jadi, ingin memanaskan makanan yang ada di wadah plastik, pindahkan ke piring atau mangkuk kaca atau keramik untuk dimasukkan ke dalam microwave.
Namun, sulit menghilangkan plastik dari kehidupan sehari-hari. Tapi ada kiat untuk mengurangi paparan plastik. Berikut adalah beberapa tips untuk menghindari plastik dan komponen kimia yang tidak diinginkan.
1. Buang wadah plastik jika sudah usang
Jika wadah plastik retak, tergores, atau usang, segera buang karena bahan kimia lebih cenderung larut seiring waktu atau setelah rusak.
2. Ganti produk plastik sekali pakai dengan yang dapat dipakai ulang
Lakukan transisi ke sedotan, botol air, peralatan makan, dan piring yang dapat digunakan kembali yang terbuat dari kaca, baja tahan karat, atau bahkan kayu untuk memastikan tidak menelan bahan kimia yang berasal dari plastik secara tidak sengaja.
3. Belilah produk makanan kemasan yang ramah lingkungan
Banyak perusahaan makanan telah beralih ke kemasan ramah lingkungan. Cobalah untuk menghindari kantong plastik, wadah, dan pembungkus bila memungkinkan. Lebih baik lagi, bawalah tas yang dapat digunakan kembali ke pasar untuk menghindari menggunakan plastic sekali pakai.
4. Hindari plastik berlabel No. 3, 6, dan 7
Jika tidak dapat menghindari kemasan plastik sepenuhnya, cobalah menghindari plastik berlabel No. 3, 6, dan 7 yang biasanya tertera di bawahnya. “Perhatikan nomor pada botol plastik, khususnya tiga, enam, dan tujuh,” kata Trasande. “Tiga untuk ftalat; nomor enam untuk styrene, dan tujuh untuk bisphenols (alias BPA).”
Baca juga: Tips Memilih Wadah Plastik buat Makanan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.