Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Bertahan dari Batik Cetak

Kehadiran batik printing atau batik cetak menjadi momok bagi perkembangan industri batik tulis di Indonesia. Harganya yang murah serta produksinya yang cepat dan massal membuat batik tulis, yang harganya lebih mahal dan waktu pengerjaannya cukup lama, kalah bersaing di pasar. Para perajin batik tulis di sejumlah daerah mencoba bertahan di tengah situasi ini. Mereka berinovasi dengan berbagai cara, dari mengembangkan kampung wisata batik hingga memodifikasi motif dan warna batik tulis.

5 Oktober 2018 | 00.00 WIB

Pebatik di sentra Batik Gnesa di TasiK, Jawa Barat, September lalu. -TEMPO/Amston Probel
Perbesar
Pebatik di sentra Batik Gnesa di TasiK, Jawa Barat, September lalu. -TEMPO/Amston Probel

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

BOLEH dibilang Surakarta, Jawa Tengah, telah lama dikenal sebagai salah satu sentra batik tulis terbesar di Indonesia. Produksi batik di sana sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Takashi Shiraishi dalam bukunya, Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926, menyebutkan Surakarta menjadi pusat industri batik yang mendominasi pasar lokal Hindia Belanda pada 1859-1910-an. Salah satu sentra batik di Surakarta berada di Kelurahan Kauman, Kecamatan Pasar Kliwon, dengan produknya yang dikenal sebagai batik Kauman.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus