Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KABUL - Sebuah serangan bom bunuh diri di Provinsi Kabul, Afganistan, kemarin, menewaskan tiga orang dan melukai 15 orang lainnya. Bom meledak di Distrik Char Asiab yang hanya berjarak 11 kilometer dari ibu kota Kabul.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pelaku meledakkan diri di tengah warga sipil di area Reshkhor,” kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afganistan, Tariq Arian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hingga kini belum ada pihak yang mengaku melancarkan serangan saat muslim di Afganistan menjalani ibadah puasa pada bulan suci Ramadan. Ledakan juga terjadi di tengah pandemi Covid-19 dan proses dialog damai antara kelompok Taliban dan pemerintah Afganistan.
Dua bulan setelah Amerika Serikat dan Taliban menandatangani perjanjian damai, rangkaian aksi kekerasan masih terjadi di Afganistan. Sejumlah pakar dan pengamat khawatir, jika kondisi seperti itu dibiarkan, proses perdamaian antara Taliban dan Afganistan terancam gagal.
Taliban dan pemerintah Afganistan sudah menyatakan kesiapan untuk berdialog. Kedua kubu juga sepakat membebaskan tahanan masing-masing. Pembebasan sejumlah tahanan dari kedua kubu juga telah terjadi. Namun aksi kekerasan masih terjadi saat pemerintah tengah berfokus menangani wabah virus corona.
“Proses perdamaian belum sepenuhnya mati, tapi kini seolah sedang dipasangi alat penyokong kehidupan,” ujar Ashley Jackson, seorang peneliti dari Overseas Development Institute. “Semua orang hanya bisa menebak berapa lama lagi situasi ini akan berlangsung sebelum semuanya hancur berantakan.”
TRT WORLD | SITA PLANASARI AQUADINI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo