BOM kembali mengguncang Kota Poso, pekan lalu. Bom meledak di Jalan Morotai, Kelurahan Gebang Rejo, dan di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Kasintuwu, Senin pagi pekan lalu. Ledakan bom itu mengakibatkan tiga orang luka serius, salah satunya aparat keamanan.
Polisi menduga peledakan bom dilakukan orang yang sama sebagai upaya teror. Namun pelakunya belum diketahui. Kepolisian Sulawesi Tengah hanya menangkap dua warga yang dicurigai menyerang pemukiman penduduk di Desa Mayumba, Mori Atas, Poso.
Sedangkan Pendeta Renaldy Damanik, Sekretaris Gereja Kristen Sulawesi Tengah, Pusat Tentena, Poso, yang ditangkap karena membawa belasan pucuk senjata api rakitan di mobilnya, membantah tuduhan itu. Dia menolak menjadi tersangka, karena sebagai penginjil dia tidak akan pernah menyimpan senjata api. Dia menduga ada rekayasa di balik penetapannya sebagai tersangka.
Damanik mendapat dukungan dari Gerakan Moral Nasional di Jakarta. Kumpulan para tokoh agama, termasuk pimpinan Nahdlatul Ulama Hasyim Muzadi, ini tengah menyelidiki apakah kasus Damanik terkait dengan motif agama, politik, atau keamanan. ”Apa tidak sekadar masalah sekuriti, atau kelengahan,” kata Hasyim.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini