Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Bos MRT Ungkap Hasil Studi ADB: Harga Properti Kawasan TOD Bakal Naik 30 Persen

Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar menyatakan pengembangan kawasan TOD bakal menambah nilai jual properti hingga 30 persen.

16 Oktober 2020 | 05.18 WIB

Warga keluar dari Stasiun MRT Dukuh Atas di kawasan Sudirman, Jakarta, Senin, 20 April 2020. Wali Kota Jakarta Pusat Bayu Meghantara mengatakan bahwa semua aktivitas perkantoran di sepanjang Jalan Thamrin-Sudirman sudah mematuhi aturan PSBB. TEMPO/Muhammad Hidayat
Perbesar
Warga keluar dari Stasiun MRT Dukuh Atas di kawasan Sudirman, Jakarta, Senin, 20 April 2020. Wali Kota Jakarta Pusat Bayu Meghantara mengatakan bahwa semua aktivitas perkantoran di sepanjang Jalan Thamrin-Sudirman sudah mematuhi aturan PSBB. TEMPO/Muhammad Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar menyatakan nilai jual properti dalam jangkauan atau catchment area di stasiun MRT naik hingga 30 persen. Dia merujuk pada hasil studi Asian Development Bank (ADB) pada 2019 tentang kawasan berorientasi transit atau transit oriented development (TOD).

"Studi menemukan bahwa untuk area-area dalam catchment area (kawasan TOD) ada peningkatan harga 30 persen untuk properti komersial dari harga sebelum adanya transportasi publik massa seperti MRT," kata dia dalam diskusi virtual, Kamis, 15 Oktober 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Studi itu menganalisis peningkatan nilai lahan atau land value capture di tiga kota, yaitu Jakarta, Bangkok, dan Manila. Hasil studi menunjukkan, harga properti dalam radius 700-800 meter dari stasiun MRT bakal tumbuh 30 persen dan 5 persen untuk residensial atau hunian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebaliknya, nilai properti di luar jangkauan merosot hingga 15 persen dari harga eksisting. Harga hunian juga turun 8 persen.

Menurut dia, dari studi itu dapat disimpulkan transportasi publik massal di kota membuat efektivitas pemanfaatan kawasan lebih tinggi. "Ini mengindikasikan bahwa nilai properti dan nilai lahan di kawasan-kawasan yang dilalui MRT meningkat signifikan, baik untuk kebutuhan komersial maupun properti," ujar dia.

Karena itulah, tambah dia, pemerintah DKI Jakarta mencoba memanfaatkan keuntungan tersebut dengan dengan mengembangkan kawasan berorientasi transit atau transit oriented development (TOD) di sekitar stasiun MRT. William menjelaskan, konsep TOD bakal mengintegrasikan transportasi publik dengan kegiatan masyarakat, bangunan, dan ruang publik.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah menerbitkan peraturan gubernur soal panduan rancang kota atau PRK di kawasan TOD Stasiun Lebak Bulus, Fatmawati, dan Blok M-ASEAN. Konsep TOD juga bakal disertakan dalam desain proyek MRT Fase 2 rute Bundaran HI-Ancol.

William menuturkan, pengembangan TOD di sepanjang jalur stasiun MRT bisa mengurangi kemacetan, mereduksi polusi udara, mendorong warga beralih menggunakan transportasi publik, aktivitas pejalan kaki yang lebih tinggi.

Lani Diana

Menjadi wartawan Tempo sejak 2017 dan meliput isu perkotaan hingga kriminalitas. Alumni Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bidang jurnalistik. Mengikuti program Executive Leadership Program yang diselenggarakan Asian American Journalists Association (AAJA) Asia pada 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus