MUKIMIN baru terlelap di samping istrinya, ketika "anu"-nya terasa nyeri. Tentu ini bukan sekadar mimpi. Ia raba-raba. Astaga! "Burung" kebanggaannya tinggal separuh. Apalagi setelah melihat sendiri kemaluannya nyaris putus. Mukimin pucat pasi. Sri, istrinya, juga kalang kabut. "Saya lihat punyanya Mas Kimin berdarah dan kiwir-kiwir," kata Sri. Malam itu Desa Palemgadung, Sragen, Jawa Tengah, kontan ribut. Bagaimana mungkin alat vital Mukimin itu bisa babak belur? Kejadian akhir Februari itu belakangan terungkap setelah seorang dukun melapor ke polisi. Dukun yang juga tinggal di desa itu didatangi seorang pemuda yang minta dibekali aji panglimunan -- biar bisa menghilang. Permintaan yang tak biasa ini kontan menimbulkan kecurigaan. Lebih-lebih Suyono, pemuda tadi, mengatakan terus terang: ingin menghindar dari kejaran polisi. Suyono dibekuk. Di depan petugas, meluncurlah pengakuannya sebagai pelaku tunggal yang mengeksekusi milik Mukimin. Ia, sebenarnya, ingin membuktikan cintanya pada Sri. Padahal, pemuda 19 tahun itu masih terhitung keponakan Mukimin. Tetapi ulah itu, katanya, atas perintah Sri. Sebab, bila suaminya itu tersingkir, maka Suyonolah penggantinya. Sri, 19 tahun, menangkis. "Sudah setahun ini saya ndak ketemu dia. Kalaupun ketemu, paling-paling di jalan," tutur perempuan bertubuh sintal itu. Konon, antara Sri dan Suyono sudah lama terjalin hubungan "intim". Mukimin juga tahu itu. Namun, ia tak menyangka Suyono -- yang awal Oktober lalu divonis 4 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Sragen -- senekad itu. Tinggal Mukimin, 32 tahun, yang kini tak habis-habisnya menyesali nasib malangnya. "Saya sedih. Bukan lantaran tak punya 'itu' lagi. Tapi, kenapa ada orang yang tega membikin saya celaka seumur hidup," katanya, masygul, pada Rustam F. Mandayun dari TEMPO.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini