Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Berita Tempo Plus

Tudung Saji Penutup Pakan Basi

Diseleksi Menteri Sekretaris Negara, anggota Dewan Pengawas KPK dipastikan terpilih pada saat terakhir. Dikritik karena dianggap perpanjangan tangan Presiden.

21 Desember 2019 | 00.00 WIB

Dewan Pengawas KPK periode 2019-2023 (dari kiri): Syamsuddin Haris, Harjono, Artidjo Alkostar, Tumpak Hatorangan Panggabean, dan Albertina Ho di Istana Negara, Jakarta, 20 Desember 2019. TEMPO/Subekti
Perbesar
Dewan Pengawas KPK periode 2019-2023 (dari kiri): Syamsuddin Haris, Harjono, Artidjo Alkostar, Tumpak Hatorangan Panggabean, dan Albertina Ho di Istana Negara, Jakarta, 20 Desember 2019. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Presiden Jokowi memilih nama-nama kondang sebagai anggota Dewan Pengawas KPK.

  • Seleksi dilakukan tim yang berada di bawah kendali Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

  • Meski dikenal bersih, Dewan Pengawas yang dipimpin Tumpak Hatorangan Panggabean tetap disebut sebagai....

CERAMAH Harjono tentang persiapan pengawasan pemilihan Gubernur Sulawesi Utara di Hotel Aryaduta, Manado, pada Kamis malam, 19 Desember lalu, terhenti oleh panggilan yang masuk ke telepon selulernya. Menghentikan sambutannya, Harjono mendengar suara Menteri Sekretaris Negara Pratikno di ujung sana. Menurut Harjono, Pratikno mengatakan Presiden Joko Widodo meminta dia bergabung dalam Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi.

Tak langsung menyetujui permintaan itu, Harjono meminta waktu untuk berpikir. “Saya meminta waktu untuk berkonsultasi dengan keluarga,” kata mantan hakim Mahkamah Konstitusi ini di Istana Kepresidenan, Jumat, 20 Desember lalu. Dia kemudian memberi tahu keempat anaknya. Mereka menjadi pertimbangan utama karena istrinya, Siti Soendari, telah meninggal dua tahun lalu.

Harjono bercerita, anak-anaknya khawatir terhadap kondisi kesehatannya karena dia telah berusia 79 tahun. Anak-anaknya pun meyakini jabatan sebagai anggota Dewan Pengawas KPK bukan pekerjaan ringan. “Papa kan sudah tua, apa tidak berat untuk pekerjaan ini,” kata Harjono menirukan ucapan anaknya. Namun ia memilih jalan terus. Keputusan itu mengubah waktu kepulangan Harjono dari Manado ke Jakarta. Semula dijadwalkan terbang siang hari, ia akhirnya berangkat dengan pesawat pertama. 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Wayan Agus Purnomo

Meliput isu politik sejak 2011 dan sebelumnya bertugas sebagai koresponden Tempo di Bali. Menerima beasiswa Chevening 2018 untuk menyelesaikan program magister di University of Glasgow jurusan komunikasi politik. Peraih penghargaan Adinegoro 2015 untuk artikel "Politik Itu Asyik".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus