Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Cerita Mahasiswa Tertembak Peluru Karet Saat Bentrokan di DPR

Saat bentrokan di DPR terjadi, Naufal mengaku mengenakan almamater kampus untuk membedakan antara dirinya dengan pendemo yang bukan mahasiswa.

25 September 2019 | 13.51 WIB

Naufal Nabil Siregar, Mahasiswa Universitas Pertamina yang terkena luka tembak peluru karet di bagian pipi saat aksi mahasiswa di DPR kemarin, usai melakukan medical check up di RS Pertamina, Jakarta Selatan, Rabu, 25 September 2019. TEMPO/M Julnis Firmansyah
Perbesar
Naufal Nabil Siregar, Mahasiswa Universitas Pertamina yang terkena luka tembak peluru karet di bagian pipi saat aksi mahasiswa di DPR kemarin, usai melakukan medical check up di RS Pertamina, Jakarta Selatan, Rabu, 25 September 2019. TEMPO/M Julnis Firmansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Naufal Nabil Siregar, mahasiswa Universitas Pertamina, menceritakan pengalamannya terkena tembak peluru karet saat bentrokan di DPR pada 24 September 2019 di Gedung DPR RI. Naufal tertembak peluru karet di bagian pipi dengan luka robek hingga ke samping bibir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Kemarin mata saya perih banget, sudah enggak bisa nafas sudah sesak. Tahu-tahu saya dapet tembakan dari samping," kata Naufal saat ditemui di RS Pusat Pertamina, Jakarta Selatan, Rabu, 25 September 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Naufal menjelaskan insiden tersebut terjadi sekitar pukul 17.30. Saat itu, ia berada di dekat pagar Gedung DPR yang rubuh. Polisi kala itu mendorong mahasiswa mundur menggunakan gas air mata agar tak masuk ke gedung parlemen.

Saat rombongan mahasiswa kocar-kacir karena gas air mata, Naufal sekilas melihat aparat yang mengambil ancang-ancang menembak. Tak lama kemudian, ia merasakan ada sesuatu yang memukul pipi dan bibirnya dengan keras.

"Begitu kena, saya langsung pusing dan keleyengan," kata Naufal.

Naufal tak bisa memastikan jarak antara dirinya dengan aparat yang menembakan peluru karet tersebut. Tapi ia mengatakan jaraknya cukup dekat hingga peluru karet bisa membuat pipi dan bibirnya sobek.

Saat kejadian itu, Naufal mengaku mengenakan almamater kampus untuk membedakan antara dirinya dengan pendemo yang bukan mahasiswa. Sehingga, ia tak mengerti mengapa aparat mengambil tindakan represif tersebut.

"Kemarin kami semua mahasiswa pakai almamater, semua yang rusuh tuh yang enggak pake almamater, mas," kata Naufal.

Demo mahasiswa di DPR RI pada Selasa kemarin berakhir ricuh. Bentrok mahasiswa vs polisi itu mengakibatkan korban luka di kedua pihak. Sejumlah fasilitas umum pun rusak. Demo ini dipicu penolakan mahasiswa terdapat RUU KUHP dan RUU KPK yang dibahas dan akan disahkan di DPR.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus