Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pesta demokrasi Pemilu 2024 pemilihan calon presiden dan wakil presiden 2024 beserta calon legislatif lainnya seperti DPR RI, DRPD Provinsi, dan DPD, juga dilakukan pada hari ini, 14 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Antusias dirasakan oleh seluruh gelombang masyarakat Indonesia, tak terkecuali mereka yang memiliki kebutuhan mental atau biasa disebut Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di pantai sosial Bina Laras Harapan Sentosa 2, Cipayung, Jakarta Timur. Di panti sosial ini, ada dua Tempat Pemungutan Suara (TPS) yakni 091 dan 092. Para warga ODGJ yang menggunakan hak pilihnya di panti Laras Harapan Sentosa 2 ini seluruhnya adalah wanita.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO datang dilokasi 15 menit usai pencoblosan di internal panti Bina Laras pada pukul 12.10 WIB. Suasana panti setelah pencoblosan hanya ada tujuh petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), tiga saksi, dan beberapa anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu).
Salah satu petugas KPPS 091, Ahmad Zarkasih menceritakan lika-liku yang dialami saat para warga ODGJ Bina Laras lakukan pencoblosan. Ahmad beserta 6 petugas KPPS 091 lainnya mengaku sedikit kewalahan karena harus berulang kali memanggil nama, mengarahkan, bahkan ada yang enggan menyoblos. “Drama nya tadi macem-macem, ada yang dipanggil namanya nggak nyaut akhirnya kita yang ingetin karena mereka emang dipakein kartu nama, terus ada nggak mau nyoblos juga,” kata Ahmad kepada TEMPO saat ditemui di panti sosial Bina Laras, Cipayung, Jakarta Timur, pada Rabu, 14 Februari 2024.
Tak hanya itu, lanjut Ahmad, saat para warga ODGJ ini sudah berada di dalam bilik untuk lakukan pencoblosan, pihak dari KPPS harus mengingatkan ulang bahwa nantinya kertas tersebut harus dicoblos sesuai dengan aturan yang berlaku. “Pas di biliknya pada lama kertasnya nggak di apa-apain, jadi kita harus ingetin lagi Bu.. itu kertas nya dibuka ya bu terus di coblos,” katanya saat menjelaskan situasi seorang rekannya yang bertugas mengingatkan para warga ODGJ Bina Laras lakukan pencoblosan.
Lain hal nya cerita di TPS 092, menurut salah satu anggota KPPS yang bertugas mendampingi pada warga ODGJ yang berada di bilik untuk pencoblosan, ada salah satu warga ODGJ yang hendak menusuk tangannya menggunakan jarum. “Jadi tadi ada yang habis selesai coblos semua surat suara, dia juga mau nyoblos tangannya, tangan aku belum di coblos aku mau coblos juga,” ujar salah satu anggota KPPS yang enggan disebut namanya menjelaskan moment lucu saat pencoblosan warga ODGJ Bina Laras.
Syahrul, Ketua Panti Bina Laras Harapan Sentosa 2 Cipayung mengatakan, seluruh warga binaan yang terdaftar menjadi Daftar Pemilih Tetap atau DPT, ada sebanyak 311 orang. Seluruhnya sudah mendapat sosialisasi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Jakarta Timur dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Jakarta Timur. “Sosialisasi dilakukan 5 kali, terakhir saya minta di hari Kamis biar masih pada ingat gimana tata cara nyoblos nya dan lain-lain,” kata Syahrul kepada TEMPO saat ditemui di ruang kerjannya, Rabu.
Selain itu, tambah Syahrul, sejumlah warga ODGJ ini merasa senang ikut dilibatkan dalam pesta demokrasi ini. "Mereka ada yang bilang terima kasih karena mereka dilibatkan dalam pemilu," ujarnya.
Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat Bawaslu Jakarta Timur, Taufiq hidayat mengatakan, penertiban yang dilakukan di dua TPS panti sosial Bina Laras 2 ini melalui pendampingan. “Setiap orang dilakukan pendampingan tapi hanya mengarahkan membuka surat suara aja dan tidak ada arahan,” kata Taufiq saat ditemui di lokasi, Rabu.