Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Taipan properti Ciputra lahir dengan nama asli Tjie Thin Hoan. Ia tumbuh di sebuah keluarga yang kurang berada. Laporan Majalah Tempo pada 12 Mei 2008 menyebutkan, Ciputra harus berusaha mencari uang agar bisa membantu keluarga dan tetap bisa bersekolah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dengan semangat entrepreneurship itu pula, Ciputra tetap bisa menyelesaikan sekolah hingga tamat di Jurusan Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ciputra memilih jalur menjadi pengusaha properti, khususnya di bidang perumahan. Ciputra dan timnyalah yang mewujudkan ide membuat kompleks perumahan menjadi sebuah kota mandiri dengan fasilitas lengkap: rumah, sekolah, rumah sakit, mal, antara lain Bumi Serpong Damai dan Bintaro Jaya di Tangerang, Pondok Indah, serta Taman Impian Jaya Ancol di Jakarta.
Tentu saja langkahnya di bidang properti tak selalu mulus. Namanya sempat menjadi sorotan pers ketika proyeknya di Pantai Indah Kapuk dituding menjadi penyebab banjir besar di Jakarta Utara, termasuk jalan tol Bandar Udara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, awal 2002. Tapi tuduhan ini tidak menggoyahkan Ciputra.
Namanya tetap saja diingat sebagai sosok yang ikut membidani tiga kelompok usaha besar: Pembangunan Jaya Group, Metropolitan Development Group, dan Ciputra Group. Bahkan Ciputra Group, misalnya, berkembang dengan pesat setelah krisis ekonomi.
Ciputra Group, misalnya, perusahaan yang ia dirikan bersama istri, anak, dan menantunya pada 1980, kini tak hanya menggarap proyek di Indonesia, tapi juga sudah merambah ke luar Indonesia. Sejak 1990, Ciputra memasuki Hanoi, Vietnam.
Ciputra bekerja sama dengan perusahaan milik pemerintah Vietnam, Urban Development Infrastructure Company, untuk mendirikan hotel berbintang lima. Kemudian secara bertahap, ia menyelesaikan proyek Ciputra Hanoi International City seluas 368 hektare, yang tahap pertamanya sudah selesai empat tahun lalu. Tahap kedua ditargetkan selesai enam tahun lagi dan tahap ketiga ditargetkan tuntas pada 2013.
Di bawah pimpinannya, Ciputra Group memiliki 13 sektor usaha di bidang perumahan, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, hotel, apartemen, fasilitas rekreasi, pendidikan, kesehatan, agrikultur, telekomunikasi, pusat kesenian, media, dan asuransi.
Sebelumnya diberitakan Dr Ir Ciputra meninggal pada Rabu dini hari, 27 November 2019. Ciputra meninggal pukul 01.05 WIB. Jenasah taipan properti tersebut rencananya akan dibawa ke Jakarta, namun belum pasti kapan pria kelahiran Parigi, Sulawesi Tengah itu akan dikebumikan.
"Kami keluarga besar Ciputra Group mengucapkan turut berduka yang mendalam dan mendoakan semoga Keluarga yg ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan menghadapi kedukaan ini. Jadwal pemakaman akan diberitahukan lebih lanjut setelah jenasah tiba di Jakarta," bunyi pernyataan yang Tempo terima.
MAJALAH TEMPO | ANDITA RAHMA | FEBRIYAN