Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Cuaca Ekstrem, BPBD DKI Jakarta PerIngatkan Curah Hujan Tinggi seperti 2020 Bisa Terulang

Kepala BPBD DKI menjelaskan berbagai dampak bahaya cuaca ekstrem bagi wilayah Jakarta.

29 Desember 2022 | 11.51 WIB

Suasana sejumlah kendaraan melintasi banjir yang menggenangi kawasan Bundaran Bank Indonesia di Jakarta Pusat, Selasa, 25 Februari 2020. ANTARA
Perbesar
Suasana sejumlah kendaraan melintasi banjir yang menggenangi kawasan Bundaran Bank Indonesia di Jakarta Pusat, Selasa, 25 Februari 2020. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebut curah hujan tinggi seperti yang terjadi pada tahun 2020 dapat kembali terulang saat cuaca ekstrem.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kepala BPBD DKI Isnawa Adji pun mengimbau masyarakat untuk waspada. Curah hujan tinggi pada awal tahun baru 2020 itu menyebabkan banjir besar di Ibu Kota dan sejumlah daerah di sekitarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"BMKG kan sudah merilis, informasinya di akhir Desember dan awal Januari ini termasuk puncak cuaca ekstrem. Nah, ini perlu kita waspadai di sini," kata Isnawa saat ditemui di Kantor BPBD DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis, 29 Desember 2022.

Isnawa juga menjelaskan dampak bahaya cuaca ekstrem bagi wilayah Jakarta. "Kita antisipasi bencana hidrometeorologi. Bencana Hidrometeorologi ini sama dengan cuaca ekstrem, dampaknya kan ke mana-mana," ujar Isnawa.

Menurutnya, cuaca ekstrem tersebut bisa menyebabkan puting beliung, pohon tumbang, banjir, atau bahkan tanah longsor.

"Nah ini artinya kita harus antisipasi ini, jangan sampai cuaca ekstrem ini menimbulkan permasalahan di Jakarta. Banjir bikin macet, tanah longsor juga membahayakan di bantaran sungai," jelas Isnawa.

Langkah BPBD Hadapi Cuaca Ekstrem

Kasatpel Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Michael Sitanggang menjelaskan  sejumlah langkah mitigasi telah disiapkan untuk menghadapi cuaca ekstrem.

Baca juga: Hadapi Cuaca Ekstrem, Heru Budi dan BNPB Siapkan Teknologi Modifikasi Cuaca 

Di antaranya adalah:

1. Melakukan koordinasi dengan BNPB, BMKG, para Wali Kota/Bupati, dan stakeholders terkait untuk menjalin kolaborasi dalam penanggulangan bencana.

2. Memberikan informasi peringatan dini tentang kenaikan TMA melalui Disaster Early Warning System (DEWS) dan SMS Blast, serta peringatan dini cuaca melalui website, media sosial, WhatsApp Group dan Channel Telegram.

3. Mendistribusikan sarana dan prasarana pendukung penanganan banjir kepada setiap kelurahan yang berada di kawasan rawan banjir, seperti perahu, ring buoys, jaket pelampung, dll.

4. Menyiagakan 267 personel Petugas Penanggulangan Bencana/TRC pada setiap kelurahan di Jakarta sebagai upaya percepatan koordinasi dan penanganan bencana.

5. Memastikan kesiapan posko penanganan bencana dan lokasi-lokasi pengungsian (berikut kelengkapan pendukung) yang ada di tingkat Kota/Kab Administrasi, kecamatan dan kelurahan untuk siaga dan dapat diaktifkan apabila terjadi bencana.

Kemarin, BPBD DKI menyebutkan, berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa dalam periode akhir Desember hingga awal Januari terdapat potensi signifikan dinamika atmosfer yang kemudian dapat berdampak pada peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia, khususnya selama periode Nataru.

“BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan INTENSITAS SEDANG-LEBAT yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang untuk periode tanggal 25 Desember 2022 - 01 Januari 2023 di wilayah DKI Jakarta,” kata BPBD DKI.

Untuk itu, masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga guna mengantisipasi dampak dari cuaca ekstrem.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus