Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Investor pasar modal selalu memberikan respons negatif terhadap manipulasi laporan keuangan.
Manipulasi laporan keuangan juga dapat menggerus kepercayaan kreditor.
OJK memeriksa laporan keuangan Waskita Karya dan Wijaya Karya.
JAKARTA – Dugaan manipulasi laporan keuangan oleh PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) berpotensi menurunkan tingkat kepercayaan investor pasar modal. Kepala Riset Praus Capital, Alfred Nainggolan, menuturkan, dalam berbagai kasus pemolesan laporan keuangan perusahaan terbuka, investor memberikan respons negatif dengan menjual saham emiten yang bersangkutan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Becermin pada kasus serupa yang terjadi di PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Indofarma Tbk (INAF), PT Garuda Indonesia Tbk (GIIA), ataupun PT Hanson International Tbk (MYRX) dalam kasus korupsi Asuransi Jiwasraya, Alfred menyebutkan, investor akan berbondong-bondong meninggalkan emiten yang terbukti memanipulasi laporan keuangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Perusahaan tersebut langsung ditinggalkan investor sehingga harga sahamnya turun, begitu juga likuiditasnya,” kata dia kepada Tempo, kemarin.
Baca juga: Korupsi Berjemaah Proyek Fiktif
Kegiatan perdagangan saham WSKT saat ini tengah disuspensi atau dibekukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) akibat perseroan menunda pembayaran bunga obligasi. Harga saham WSKT terhenti di posisi Rp 202 per lembar sejak terkena suspensi pada sesi I perdagangan 8 Mei 2023. Sedangkan harga saham WIKA kemarin ditutup melemah 0,8 persen ke level Rp 496 per lembar.
Alfred memproyeksikan aksi jual dalam waktu dekat tak akan terhindarkan lantaran investor sedang mencermati perkembangan isu yang dapat menurunkan citra dua perusahaan pelat merah itu. "Pasar akan menunggu seberapa besar eksposur dari isu manipulasi ini. Dan dalam fase tersebut, minat beli akan turun serta minat jual bakal meningkat."
Sejumlah pekerja dengan tiang pancang beton di pabrik milik PT Wijaya Karya (persero) di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat,. DOkumentasi TEMPO/ Puspa Perwitasari
Dapat Menghambat Pendanaan
Tak hanya menurunkan kepercayaan investor, dugaan manipulasi laporan keuangan ini juga berisiko menggerus kepercayaan kreditor, yang pada akhirnya mengganggu kegiatan pendanaan perseroan. Sebagaimana diketahui, Waskita Karya dan Wijaya Karya termasuk badan usaha milik negara (BUMN) yang memiliki liabilitas besar.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I 2023, Wijaya Karya memiliki liabilitas, termasuk pinjaman dan utang, sebesar Rp 55,7 triliun. Sedangkan Waskita Karya pada periode yang sama memiliki liabilitas Rp 84,3 triliun. Waskita saat ini sedang melakukan restrukturisasi utang dengan para kreditornya.
Baca juga: Terbebani Rentetan Proyek Penugasan
Menurut Alfred, dibutuhkan komitmen dan langkah serius dari manajemen perseroan untuk melakukan transformasi dan memulihkan tingkat kepercayaan publik. Perubahan susunan direksi dan komisaris akan dilihat sebagai komitmen awal perbaikan. Selanjutnya, jika perubahan tersebut terbukti meningkatkan kinerja perusahaan, kepercayaan investor dan kreditor akan pulih.
"Yang paling sulit adalah ketika dalam manipulasi mengikutsertakan pemegang saham mayoritas. Pada kondisi ini, perubahan manajemen tidak akan mampu menjadi solusi awal," ucapnya.
Associate Director BUMN Research Group Lembaga Management FEB UI, Toto Pranoto, menambahkan, dampak fatal juga bisa menimpa investor jika kedua perusahaan itu terbukti memoles laporan keuangan. "Investor membuat analisis atas kinerja perusahaan berdasarkan laporan keuangan. Kalau ternyata data itu keliru karena ada manipulasi, pengambilan keputusan juga bisa keliru," kata dia.
Aktivitas pekerja di pabrik beton pracetak (precast beton) Waskita Precast, Karawang, Jawa Barat. Dokumentasi TEMPO/STR/M. Iqbal Ichsan
BEI dan OJK Turun Tangan
Bursa Efek Indonesia turut bertindak dan meminta penjelasan dari kedua emiten tersebut. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan pihaknya telah memanggil serta meminta klarifikasi dari manajemen WSKT dan WIKA. "Substansi klarifikasi belum bisa kami sampaikan sekarang, tapi pasti akan diumumkan dalam keterbukaan informasi pasar saham," ucapnya.
Sementara itu, dalam penjelasannya di situs web BEI pada 6 Juni 2023, Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya menuturkan perseroan menyerahkan sepenuhnya penanganan dugaan manipulasi laporan keuangan kepada Kementerian BUMN selaku pemegang saham seri A.
Ia menyebutkan, saat menyusun laporan keuangan, WIKA selalu mengacu pada ketentuan peraturan yang berlaku dan kaidah-kaidah akuntansi. Selain itu, laporan keuangan WIKA telah diaudit kantor akuntan publik yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai auditor independen.
Selain BEI, OJK turun tangan dalam kasus ini. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengatakan Otoritas sedang mengkaji kebenaran laporan keuangan dua BUMN tersebut.
"Kami sekarang mengkaji WSKT dan WIKA, tapi kami belum bisa menyatakan itu ada fraud atau tidak," ujarnya.
Menurut Inarno, OJK senantiasa berkoordinasi dengan Kementerian BUMN perihal perkembangan data dan temuan. Bila terbukti ada pelanggaran, dia memastikan OJK akan menjatuhkan sanksi kepada emiten dan pihak lain yang terkait.
GHOIDA RAHMAH
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo