Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Dinas Kesehatan DKI Jelaskan Perbedaan UKM Center dan Rumah Sehat Era Anies Baswedan

Pemprov DKI mengganti sejumlah puskesmas menjadi UKM Center. Dulu, 31 RSUD DKI juga rebranding menjadi Rumah Sehat untuk Jakarta. Apa perbedaannya?

6 Oktober 2023 | 11.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Logo Rumah Sehat Untuk Jakarta di RSUD Cengkareng. Foto: PPID Jakarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengungkapkan perbedaan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Center dengan Rumah Sehat untuk Jakarta. Rumah Sehat adalah penjenamaan atau rebranding Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang diresmikan mantan Gubernur Anies Baswedan pada 3 Agustus 2022. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pergantian nama ini bertujuan mengajak masyarakat untuk memiliki konsep hidup sehat. Dengan begitu, warga menyambangi Rumah Sehat untuk menjaga kesehatannya atau mencegah sakit yang diderita memburuk.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ani mengutarakan Rumah Sehat berbeda dengan UKM Center. Perbedaannya terletak pada fokus pelayanan. Rumah Sehat, lanjut dia, fokus pada upaya preventif promotif, kuratif, rehabilitatif.

"Kemarin kenapa dikasih Rumah Sehat supaya memberikan penekanan bahwa rumah sakit juga melayani preventif promotif, hampir sama dengan UKM," kata Ani saat ditemui Tempo di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis, 5 Oktober 2023.

Dia menerangkan, UKM Center hanya menyediakan pelayanan preventif promotif yang sifatnya kolektif dan tidak untuk mengobati. Sementara Rumah Sehat, lanjut dia, pelayanan yang diberikan khusus untuk perorangan. 

Ani mencontohkan medical check up atau program konsultasi gizi dan gangguan belajar. Masyarakat, dalam konteks individu, dapat menyambangi Rumah Sehat untuk menikmati pelayanan ini yang tak tersedia di UKM Center.

"Itu kan upaya preventif promotif, tapi perorangan sifatnya. Kalau UKM Center itu preventif promotif base-nya adalah masyarakat," ujarnya.

Sebelumnya, Pemprov DKI menutup sejumlah puskesmas tingkat kelurahan dan menggantinya dengan UKM Center. UKM Center berfokus pada pelayanan kesehatan yang bersifat promotif (peningkatan kesehatan) dan preventif (pencegahan).

Pengalihfungsian ini tertuang dalam regulasi yang diteken Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono guna menindaklanjuti Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019. 

Efektivitas Rumah Sehat
Ani memastikan program Rumah Sehat masih berjalan hingga kini. Menurut dia, Rumah Sehat adalah rebranding untuk menegaskan RSUD tidak hanya bersifat kuratif, tapi juga memiliki fungsi lain. 

Fungsi yang dimaksud adalah kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.

"RSUD kan selama ini mengobati, RSUD enggak cuma mengobati, tapi orang sehat juga bisa datang ke rumah sakit untuk program-program yang bersifat preventif promotif," jelas Ani. 

Total ada 31 RSUD DKI yang berubah menjadi Rumah Sehat untuk Jakarta. Ani mengklaim program tersebut berjalan efektif. Buktinya, tutur dia, para tenaga kesehatan bersemangat mengembangkan sejumlah program.

Misalnya, medical check up, vaksin, dan program-program yang bersifat program nasional (prognas) seperti penanggulangan TBC dan stunting. "Penanggulangan TBC dan stunting tidak hanya berhenti di puskesmas, tapi rumah sakit juga terlibat," katanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus