Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
APA hubungan tinggi badan dengan jabatan panglima? Tak jelas benar, tapi Permadi merasa perlu menanyakan tinggi Jenderal Endriartono Sutarto. Ini dilakukan anggota F-PDIP DPR itu saat uji kelayakan dan kepantasan calon Panglima TNI oleh Komisi I DPR, Rabu pekan lalu. Endriartono, calon tunggal buat jabatan tersebut, tak sempat menjawab pertanyaan tadi. Sebab sang penanya sudah memberi komentar, ”Calon ini mungkin akan menjadi panglima terpendek di dunia, tapi saya harap (prestasinya) seperti Napoleon Bonaparte.”
Pertanyaan Permadi tersebut adalah satu dari 28 pertanyaan yang diajukan para anggota DPR dalam ujian yang berlangsung selama enam jam itu. Sebagian besar anggota Dewan bertanya mengenai visi Endriartono jika menjadi pucuk pimpinan TNI. Namun ada juga beberapa yang iseng menanyakan hal-hal pribadi, seperti yang dilakukan Permadi.
Endriartono, yang masih menjabat KSAD, terlihat tenang sepanjang ujian itu, termasuk ketika diserang soal perpanjangan masa dinasnya. Ia malah mengaku telah mengajukan permohonan pensiun pada 23 Januari 2002 ke Panglima TNI Laksamana Widodo A.S. Tapi, ”Masa dinas saya malah diperpanjang,” katanya.
Dan tak cuma soal perpanjangan dinas. Selesai menguji, Komisi I juga merekomendasi Endriartono ke pimpinan DPR. ”Untuk disahkan sebagai keputusan DPR,” ujar Ketua Komisi I DPR, Ibrahim Ambong.
Kasus Trisakti Mentah Lagi
ADA kado pahit buat keluarga korban Tragedi Trisakti, Semanggi I dan Semanggi II. Harapan memperoleh keadilan atas peristiwa penembakan terhadap sejumlah mahasiswa empat tahun lalu itu sirna lagi. Tim penyidik hak asasi manusia Kejaksaan Agung mengembalikan berkas perkara kasus itu kepada Komnas HAM, Selasa pekan lalu.
Alasannya, menurut Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Barman Zahir, berkas tersebut belum memenuhi kriteria sebuah berita acara. Mengutip tim Kejaksaan Agung itu, Barman mengatakan bahwa bahan dari Komnas HAM itu masih berupa transkrip wawancara.
Kelemahan lain, dalam berkas kiriman Komnas HAM tersebut, tiga perkara disatukan dalam satu laporan, sehingga tidak jelas mana yang kasus Trisakti, Semanggi I, atau Semanggi II. Menurut Barman, bersamaan dengan pengembalian berkas, Kejaksaan Agung telah memberi petunjuk tentang bagaimana Komnas HAM bisa memperbaiki berita acaranya. ”Termasuk pemisahan pemberkasan tiga kasus itu,” ujarnya.
Kapal eks Jerman Rusak
KAPAL perang murah itu kini rusak parah. Dari 39 kapal milik TNI AL yang dibeli Indonesia dari Jerman Timur pada 1994, 36 buah di antaranya pekan lalu ketahuan ngendon di dok PT PAL di Dermaga Ujung, Surabaya.
Kapal-kapal tersebut dibeli murah dari Jerman oleh B.J. Habibie, Menteri Negara Riset dan Teknologi di zaman Soeharto, berkat kedekatannya dengan pemerintah negara itu. Sayangnya, kondisi kapal-kapal perang tersebut sangat parah. Dulu, sebelum sampai di Indonesia, memang sempat diperbaiki. Bodinya yang sudah keropos dipoles dan sistem persenjataannya direnovasi.
Namun, baru beroperasi lima tahun, kapal-kapal itu harus masuk dok karena sejumlah kerusakan. Kecepatan kapal, misalnya, jauh berkurang dari kecepatan maksimalnya. Mereka juga dinilai sudah tidak laik tempur. Kini, ”Semua harus reengine lagi,” ujar Sekretaris Dinas Penerangan TNI AL, Kolonel Fikri Guciano, kepada Sri Wahyuni dari Tempo News Room.
Repotnya, TNI AL tak bisa segera memperbaikinya karena terbentur dana. KSAL Laksamana Madya Bernard Keith Sondakh, kabarnya, harus melobi pemerintah untuk mendapat dana perbaikan kapal-kapal tersebut. Sayangnya, dari total anggaran yang diajukan, hanya 12 persen yang disetujui pemerintah. Akibatnya, kapal-kapal sial itu kini mangkrak di dok PT PAL.
Tuduhan Baru buat Ghozi
KOMPLET sudah tudingan teroris buat Fathur Rahman Al-Ghozi. Setelah ia divonis penjara 12 tahun oleh Pengadilan Zamboaga, Filipina, karena tertangkap membawa bahan peledak di negara itu, Rabu pekan lalu datang lagi sebuah tuduhan serius buatnya. Tim gabungan kepolisian Filipina dan Singapura mengeluarkan hasil penyidikan mereka atas peristiwa pengeboman kedutaan besar Filipina di Jakarta pada Agustus 2000.
Menurut harian The Philippine Star, penyidik menyimpulkan Ghozi adalah otak pengeboman yang nyaris merenggut nyawa Duta Besar Filipina untuk Indonesia, Leonides Caday. Kesimpulan itu mereka dapat setelah memperoleh indikasi adanya kaitan antara kelompok Jemaah Islamiyah yang progerilyawan Moro (MILF) dan pernyataan perang pemerintah Filipina terhadap MILF. Penyidik lalu menginterogasi Faiz bin Bakar Bafala, anggota Jemaah Islamiyah yang ditangkap di Singapura setelah serangan 11 September ke World Trade Center di New York. Dan, Bafala mengakui bahwa dalam kelompok peledakan bom di Jakarta itu termasuk Ghozi.
Kepolisian Filipina sendiri hingga akhir pekan lalu masih melakukan uji silang atas pengakuan Bafala tentang bom Jakarta itu, termasuk kemungkinan keterlibatan Ghozi sebagai dalangnya.
Latihan TNI AL-Marinir AS
AMERIKA Serikat terlihat serius memperbaiki hubungannya dengan militer Indonesia, khususnya TNI AL. Pekan ini, angkatan laut mereka menggelar latihan operasi gabungan dengan TNI AL Armada Laut Timur (Armatim) dengan sandi Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) 8/02. ”Ini program tahunan yang dilakukan antara Amerika dan mitranya di kawasan Asia Tenggara,” kata Kapten Leslie Hull Ryde dari bagian humas armada satuan tugas CARAT.
Empat kapal perang AS yang membawa sekitar 1.400 pasukan marinir dan penjaga pantai serta bahan-bahan logistik merapat di Dermaga Ujung, Surabaya, Senin ini. Keempatnya masing-masing USS Vincennes, USS Anchorage, USS George H. Philip, dan USS Morgenthau.
Dalam latihan gabungan yang bakal berlangsung di Surabaya dan Situbondo itu, mereka akan melakukan latihan menyelam, mengendalikan kapal, dan suplai bahan makanan dari udara, selain latihan operasi penanggulangan bencana alam. Tim Amerika kali ini juga membawa seorang rohaniwan muslim. Menurut Ryde, sang rohaniwan akan mempelajari kehidupan umat muslim di Indonesia.
Adakah dalam latihan gabungan ini AS mempelajari kemungkinan lokasi bagi pangkalan militer mereka di wilayah Timor Timur? ”Itu salah. Tak ada yang menyebut Amerika mencari pangkalan laut baru. Kami sudah punya di Pulau Okinawa, Jepang,” ujar Ryde.
Perdagangan ABG
Dua belas ABG (anak baru gede) asal Sulawesi Utara nyaris jadi pelacur di mancanegara jika saja Polda Sulawesi Utara (Sul-Ut) terlambat mencegah keberangkatan mereka ke Papua via Pelabuhan Bitung, pekan lalu. Saat kapal Ciremai—yang akan mereka tumpangi—berlabuh, beberapa polwan yang menyamar menangkap gadis-gadis tanggung itu, yang langsung menyelusup ke kamar para anak buah kapal. Kepala Direktorat Reserse Polda Sul-Ut, Kombes Polisi Halba Nugroho, menjelaskan peristiwa di atas didalangi sebuah jaringan internasional yang memperdagangkan kaum hawa itu hingga ke Amsterdam, Belanda. Polda Sul-Ut tengah mengusut dalangnya.
Konser Iwan Fals Rusuh
Konser Iwan Fals bersama kelompok musik Padi di Jakarta Convention Center diwarnai kerusuhan, Jumat pekan lalu. Ribut-ribut ini berawal dari ulah sekelompok calon penonton yang kecewa karena tak kebagian tiket. Mereka lantas berlaku tak senonoh pada seorang wanita di pintu masuk. Polisi yang melihat kejadian itu segera menangkap para peleceh itu. Aksi polisi itu dibalas massa dengan lemparan botol-botol minuman keras dan batu. Polisi lantas mengejar mereka hingga ke depan stasiun TVRI. Alhasil, acara musik itu berakhir dengan rusaknya sejumlah mobil penonton serta penangkapan dua orang perusuh.
Manado Demo Petani Cap Tikus
PEMBERANTASAN mi-numan keras di Sulawesi Utara ditentang para petani. Sekitar 10 ribu petani berunjuk rasa di DPRD dan Mapolda Sulawesi Utara, Rabu pekan lalu. Mereka menentang kebijakan kepolisian setempat yang merazia minuman keras. Adakah para petani ini telah menjadi pemadat alkohol?
Bukan itu sebabnya. Rizard Pangkey, koordinator petani, mengatakan bahwa mereka menuntut agar pemerintah dan polisi tetap mengizinkan diproduksinya minuman Cap Tikus, minuman tradisional yang disuling dari saguer (tuak dari nira). Menurut dia, banyak anak petani Minahasa dapat mengenyam pendidikan berkat produksi Cap Tikus itu.
Buat polisi, tuntutan itu sendiri seperti buah simalakama. Kapolda Sulawesi Utara, Brigjen Ismerda Lebang, mengatakan razia minuman keras dilakukan karena berdasarkan penelitian mereka, produk tersebut telah memicu tingginya angka kriminalitas di daerah tersebut. Ismerda mengaku tak memusuhi petani Cap Tikus. Tapi bagaimana mungkin? Ia merazia minuman keras, sementara Cap Tikus mengandung alkohol hingga 40-60 persen.
Bandarlampung Jaksa Pukuli Terdakwa
SENJATA jaksa mestinya dakwaan lewat dalil-dalil hukum. Tapi Jaksa Subeng dari Kejaksaan Negeri Kota Madya Metro, Lampung, masih merasa perlu menambahnya dengan pukulan.
Ceritanya berawal dari vonis hakim Pengadilan Negeri Metro, Senin pekan lalu, terhadap Fahrul Kurniawan, yang didakwa menganiaya seorang ibu. Putusan yang lebih berat dari dakwaan jaksa itu rupanya tak memuaskan terdakwa. Akibatnya, begitu palu diketukkan, Fahrul mengamuk. Ia menuding hakim dan jaksa main uang. Fahrul berteriak terus-menerus, dari ruang hingga ke mobil tahanan, bahwa ia dihukum lebih berat karena tak mau memberi uang.
Tak tahan mendengar teriakan bernada fitnah itu, Subeng mendatangani terpidana yang dipegang petugas kejaksaan dan memukulnya beberapa kali. Atas tindakannya ini, Kejaksaan Tinggi Lampung akan memeriksa Subeng. Bila terbukti bersalah, ia akan mendapat sanksi administrasi.
Makassar Brimob Serbu Mapolsek
SESAMA polisi mestinya saling melindungi. Tapi yang dilakukan sepasukan Brimob Polda Sulawesi Selatan sungguh-sungguh keterlaluan. Minggu pekan lalu, mereka menyerbu Markas Polsek Mamajang, Makassar. Akibatnya, selain kaca-kaca jendela polsek itu hancur, mobil patroli serta satu sepeda motor rusak, dua perwira berpangkat inspektur satu menderita luka akibat dihajar kelompok penyerang.
Sebuan tersebut berawal dari razia kendaraan bermotor yang dilakukan petugas Polsek Mamajang malam sebelumnya. Seorang anggota Brimob, Bripda Laode Imran, yang malam itu berpakaian sipil, tak bisa menunjukkan SIM dan STNK motor yang dikendarainya. Laode hanya mengaku anggota Brimob, dan menolak ditilang. Ia bahkan membanting helm dan bersikap menantang. Dianggap melawan petugas, Laode pun dikeroyok petugas.
Selanjutnya, seperti diceritakan tadi, terjadilah serangan ke Mapolsek Mamajang sebagai tindakan balas dendam Laode. Kini kasusnya ditangani Kapolres Makassar dan Provos Polda Sulawesi Selatan.
Prasidono L. dan Tempo News Room
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo