Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Di kebun binatang mini, pengunjung bisa berinteraksi akrab dengan hewan, termasuk menggendongnya.
Mini Zoo Jogja Exotarium memiliki koleksi aneka hewan, dari kelinci hingga iguana dan rusa.
Sui Farm menyajikan konsep wisata edukasi mengenal hewan ternak.
Dari kejauhan, Yadi tersenyum melihat polah kedua cucunya. Keduanya asyik mengelus domba-domba di pekarangan petak berpagar rendah di kompleks Mini Zoo Jogja Exotarium. Seekor domba yang besar mengangkat kakinya ke pagar. Menampakkan postur tubuhnya yang besar dan tinggi. “Tingginya sama kayak aku!” teriak seorang cucu Yadi sambil berdiri di depannya. Dielusnya kepala domba itu dan si domba pun diam saja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di sebelahnya, ada pekarangan petak kedua yang berisi beberapa ekor kambing. Kedua cucu Yadi seolah-olah telah akrab dengan mereka. Tak hanya dielus badannya, kuping kambing pun mereka pegang dan lihat dengan saksama. Juga matanya. Yadi pun membiarkan mereka tanpa khawatir. “Ini ketiga kalinya mereka ke sini,” ucap Yadi saat ditemui Tempo di mini zoo yang beralamat di Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, itu, Jumat, 22 Desember 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rumah Yadi pun tak jauh dari sana. Ia mengajak kedua cucunya karena bertepatan dengan liburan sekolah. Dua bocah itu memang suka binatang. “Itu mendidik mereka tidak takut sama hewan. Juga membagikan kasih sayang kepada makhluk lain ciptaan Tuhan,” kata Yadi.
Begitu pun dengan keluarga Ena dari Madura. Mereka ke Yogyakarta untuk menghadiri acara hajatan keluarga sekaligus berlibur. Kedua anaknya berlarian dan berhenti di persinggahan kandang-kandang binatang di sana. Ada kotak besar dari kaca tempat merawat kucing-kucing aneka ras. Mereka juga masuk ke sana untuk bermain dengan kucing-kucing yang tergolek malas. “Memang suka kucing. Di rumah juga pelihara,” kata Ena.
Lalu, di kandang kelinci, mereka membeli wortel yang dipotong panjang-panjang dari petugas di sana. Sebungkus seharga Rp 2.000. Begitu pun makanan binatang lain, seperti satu ikat daun lembayung untuk rusa, seharga Rp 2.000. Kelinci-kelinci itu masuk ke kandang kecil berongga dan enggan keluar. Saat anak-anak itu memberi makan, mereka hanya memakannya dari mulut rongga kandang dan tak mau keluar.
Penghuni kebun binatang mini itu memang tak selengkap kebun binatang raya yang besar dan luas. Namun, di sana, pengunjung bisa melihat dan berinteraksi dengan kelinci, kura-kura, ular, berang-berang, iguana, rusa, kambing, musang, burung merak, ayam mutiara, burung kakatua, ayam kalkun, kucing, ikan, serta kuda. Kebun binatang mini yang dibuka sejak 23 Desember 2017 itu juga menyediakan aneka wahana permainan, seperti flying fox, rainbow slide, dan ATV. “Biar pengunjung enggak bosan,” ucap koordinator keeper Mini Zoo Jogja Exotarium, Arum Firman.
Anak-anak berinteraksi dengan kucing di Mini Zoo Jogja Exotorium, Sleman, Yogyakarta, 22 Desember 2023. TEMPO/Pito Agustin Rudiana
Arum menjelaskan, dengan mengusung konsep edutourism, kebun binatang mini itu tak hanya menampilkan beragam jenis hewan, tapi juga mengedukasi pengunjung tentang hewan-hewan tersebut. Bentuk edukasinya berupa narasi tulisan yang ditempel pada setiap kandang, antara lain berisi nama hewan, baik dalam bahasa Indonesia maupun Latin; ciri-ciri khasnya; perilaku; asal; dan makanannya.
Edukasi juga disampaikan kepada para keeper yang memandu saat pengunjung berinteraksi dengan binatang di sana, baik saat memberi makan maupun berinteraksi secara fisik. “Misalnya, kalau ngasih makan kura-kura, posisi tangan jangan terlalu dekat dengan mulut kura-kura. Bisa kegigit,” tutur Arum.
Mereka juga mengenalkan iguana sebagai binatang yang ramah kepada pengunjung. Wajahnya yang seram tak seseram perilakunya. “Iguana itu binatang pemakan tumbuhan, lho, bukan pemakan daging.”
Di kandang ular, pengunjung juga bisa berinteraksi dengan mengalungkan badan ular ke lehernya. Tentu saja dengan pengawasan keeper. Kebetulan ular-ular di sana jenis piton, bukan ular berbisa. Meski demikian, keeper di sana sejak awal mewanti-wanti kepada anak-anak bahwa interaksi dengan ular hanya boleh dilakukan di mini zoo itu karena ularnya jinak. Namun, saat bertemu ular di luar, seperti di rumah dan jalan, mesti hati-hati. Sebab, ular merupakan binatang buas. “Jadi jangan serta-merta menganggap semua ular itu bisa diajak berinteraksi seperti di sini,” Arum mengimbuhkan.
Pengunjung Mini Zoo Jogja Exotarium biasanya adalah keluarga. Pada hari-hari biasa, rombongan anak-anak sekolah, baik sekolah dasar maupun sekolah menengah, datang untuk belajar mengenal aneka binatang. Begitu pun mahasiswa. Mereka datang bersama dosen untuk belajar tentang perilaku binatang.
Lokasinya cukup mudah diakses. Berjarak sekitar 2 kilometer dari pusat Pemerintah Kabupaten Sleman. Dari mulut gang ke lokasi sekitar 300 meter. Pengunjung cukup membeli tiket seharga Rp 30 ribu, kemudian mendapat gelang sebagai tiket masuk.
Edukasi Peternakan di Kota Malang
Kota Malang juga memiliki kebun binatang mini, Sui Farm. Tempat wisata edukasi satwa ini didirikan Pondok Pesantren Darul Ulum Agung di bawah asuhan KH Mudjib Mustain Romli pada 24 April 2023. Sui Farm dikelola putra kedua KH Mudjib Mustain Romli, Alzizi Fahmi. Mereka juga melibatkan santri dan alumni pesantren itu untuk ikut menjadi pekerja di kebun binatang mini tersebut.
Manajemen Sui Farm membidik segmen pengunjung anak-anak, dari siswa pendidikan anak usia dini hingga taman kanak-kanak. “Tiket terjangkau,” kata Manajer Sui Farm Rendra Firman.
Saat Tempo berkunjung ke sana, ada seorang bapak bersama dua putrinya sedang berkunjung. Putri terkecilnya mendekati domba, mengelus dan memberi pakan. Sedangkan putri tertua memilih menebar biji jagung di antara koloni burung merpati yang sebagian terbang bebas.
Interaksi pengunjung Sui Farm dengan hewan di Kedungkandang, Malang, Jawa Timur, 22 Desember 2023. TEMPO/Eko Widianto
Setiap pengunjung membeli tiket seharga Rp 15 ribu serta bisa membeli paket pakan yang terdiri atas potongan wortel dan biji jagung. Wortel tak hanya untuk pakan kelinci. Ternyata domba dan kambing juga bisa melahap wortel dari pengunjung. Sedangkan biji jagung menjadi menu utama aneka jenis unggas, seperti merpati, ayam, dan kalkun.
Sesuai dengan konsepnya, Sui Farm menampilkan koleksi hewan ternak, meliputi kambing, domba, kelinci, ayam, kalkun, bebek, kucing, kura-kura, marmut, dan iguana. Awalnya mereka akan menambah rusa, tapi ditunda sampai mendapatkan perizinan dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam. “Mungkin akan menghadirkan rusa dari India. Kalau satwa endemik yang dilindungi harus memiliki izin,” kata Rendra.
Khusus setiap akhir pekan, tersedia dua kuda. Seekor untuk kuda tunggangan dan seekor lainnya dipamerkan. Untuk menunggangi kuda keliling di kawasan Sui Farm, pengunjung cukup membayar tiket sebesar Rp 15 ribu. “Jenis kuda yang dipamerkan berbeda. Mirip kuda poni, lucu.”
Biasanya pengunjung ramai, kata Rendra, pada libur semester Juni-Juli. Dalam sehari mencapai 300-500 orang. Sedangkan mulai September, Oktober, dan November, pengunjung ramai saat akhir pekan. “Sampai Januari, sudah ada yang booking,” ujarnya.
Sui Farm memiliki konsep edukasi peternakan. Tiga pemandu akan memandu pengunjung mengenal hewan ternak koleksi di sana. Terutama untuk pengunjung berombongan, pemandu akan menjelaskan jenis hewan, jenis pakan, serta cara perawatan dan berkembang biak hewan ternak.
Para pengunjung, terutama anak-anak, menyukainya. Mereka bisa berinteraksi secara terbatas, dari memberi pakan, mengelus, dan memegang hewan. Khusus kelinci, pengunjung dilarang menggendong. Sebab, saat awal Sui Farm dibuka, beberapa ekor kelinci mati. “Pengunjung menggendong kelinci, kemudian menurunkan dengan cara dilempar. Banyak yang mati.”
Pengunjung juga bisa memeluk dan memfoto aneka jenis hewan ternak koleksi Sui Farm. Misi Sui Farm adalah mengenalkan hewan ternak.
Memberi makan burung di Sui Farm, Kedungkandang, Malang, Jawa Timur, 22 Desember 2023. TEMPO/Eko Widianto
Sui Farm bakal mendatangkan aneka jenis burung berkicau serta menambah aneka permainan, seperti flying fox dan kereta mini. Selain itu, mereka akan menghadirkan edukasi pertanian, seperti menanam padi dan berbagai jenis tanaman pertanian lainnya. Kini mereka juga menambah playground dan permainan mandi bola. “Masih tahap pengembangan,” katanya.
Selain itu, tengah dibangun kolam renang yang bakal diluncurkan pada Februari tahun depan. Kolam renang itu bernuansa budaya Bali. Sedangkan di seluruh kawasan Sui Farm dipenuhi ornamen khas Jawa, seperti kandang hewan yang menggunakan papan dan kayu khas Jawa. Bahkan, di sejumlah titik, berdiri rumah joglo dan gazebo untuk pengunjung duduk serta bercengkerama dengan hewan.
Musala juga dibangun dari bekas pedati yang didesain khusus. Bangunan musala terbuat dari kayu tua yang unik. Sedangkan atapnya terbuat dari genting tanah liat, khas rumah limasan Jawa. Maklum, pemilik Sui Farm, Alzizi Fahmi atau yang akrab disapa Gus Fahmi, merupakan kolektor joglo dan barang antik. Dengan demikian, desain Sui Farm disiapkan sesuai dan mengoptimalkan barang antik koleksi Gus Fahmi.
Jika tertarik pada koleksi barang antik Gus Fahmi, bisa mengunjungi Galeri Antik Numa Artshop yang berada di area Sui Farm. Berbagai jenis mebelair, meja, kursi, dan lampu antik tersaji di sini.
Puas berjalan-jalan dan bercengkerama dengan hewan domestik di Sui Farm, pengunjung bisa menikmati aneka kudapan, minuman, serta makanan di kafe dan resto. Sui Farm juga akan hadir di Amartahills Hotel and Resor Batu mulai 23 Desember 2023 sampai 1 Januari 2024. Aneka koleksi hewan ternak Sui Farm khusus disiapkan selama musim libur Natal dan tahun baru.
PITO AGUSTIN RUDIANA (YOGYAKARTA) | EKO WIDIANTO (MALANG)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo