GAJAH Indonesia digiring. Gajah India juga digiring. Tapi
iring-iringan gajah India bukan untuk menuju tempat baru dalam
usaha translokasi, seperti rekan-rekannya di Sumatera Selatan.
"Perlawatan yang unik," tulis Amarnath K. Menon dalam majalah
India Today. "Jarang ada rencana yang dirancang begitu teliti,
dan para 'penumpang' diangkut begitu hati-hati." Tujuan: New
Delhi, tempat berlangsungnya Asian Games IX.
Para pejabat Negara Bagian Kerala mengerahkan tak kurang dari 28
gerbong untuk perjalanan 3.011 km di ibukota India itu. Mereka
berangkat dari Trichur di Kerala, 1 November. Setelah melalui
seleksi yang ketat, akhirnya 34 gajah terpilih --dan mendapat
tiket--ke Asian Games. Tentu bukan untuk ikut bertanding, tapi
untuk meramaikan upacara pembukaan. Di antaranya termasuk gajah
bernama Appu, maskot kontingen India
Dalam rombongan itu ikut serta 264 ofisial, 112 di antaranya
para mahout (pengasuh alias srati dan sais gajah), 80 pembawa
umbul-umbul, enam dokter hewan, dan 21 anggota polisi. Ketika
perjalanan berakhir tanggal 8 November di stasiun Tughlakabad,
waktu yang sudah dipakai ternyata 164 jam, alias tujuh hari
kurang empat jam. Berarti sekitar 18 km per jam, dan itu
menunjukkan betapa hati-hatinya para masinis PNKA India menarik
kereta mereka.
Gajah-gajah itu direkrut dari candi-candi Kerala, jawatan
kehutanan setempat, dan perorangan. Kelompok terbesar, sembilan
ekor, berasal dari Candi Sri Krishna di Guruvayur. Berdiri
saling berhadapan dalam 13 gerbong terbuka, delapan di
antaranya, yang masih di bawah sepuluh tahun, ditempaLkan di dua
gerbong box khusus. Di dalamnya termasuk yang terkecil, Pushpa,
berat 750 kg, usia tiga tahun, Nisha yang empat tahun, Nisha
yang lima tahun dan Rashmi, tujuh tahun.
"Tujuh hari hanya berdiri saja di dalam gerbong merupakan
siksaan berat bagi binatang-binatang itu, yang terbiasa berjalan
beberapa kilometer sehari," kata mahout Narayanan. Namun
hewan-hewan berkulit tebal yang penyabar itu memperoleh cukup
penyegaran: empat gerbong dimuati dengan air, tiga yang lain
bermuatan tumpukan daun kelapa untuk makanan harian. Seekor
gajah ternyata menghabiskan 250 batang daun kelapa dan sekitar
100 liter air sehari.
"Hanya empat ekor yang tidur selama perjalanan, dan delapan ekor
sangat menderita," kata koordinator konvoi, K. Chandrasekhara
Pannikar. "Begitu menderitanya sehingga harus diberi obat
penenang." Maklum: berdiri terus-menerus begitu lamanya
sebenarnya bisa berakibat membengkaknya kaki--dan acap timbulnya
gangguan pencernaan.
Tapi untung hal itu tidak terjadi. Mahout Chellapan menambahkan:
"Mulanya binatang-binatang itu memang menderita. Tapi hujan yang
turun selama dua hari di perjalanan membuat mereka senang.
Setelah itu mereka menjadi terbiasa dengan perjalanan, sehingga
yang merasa gadingnya panjang segera menunduk begitu mendekati
terowongan."
'Jumbo Express' itu terpaksa mengambil rute yang lebih panjang
untuk menghindari dari lintas listrik Vijayawada yang ditakutkan
akan menimbulkan kecelakaan. Tapi di Nagpur, kepala stasiun
menolak memperbolehkan kereta berhenti--kendati sebuah panitia
penyambutan sudah menanti berjam-jam sebelumnya, berikut makanan
untuk para gajah.
Dalih para pejabat KA: ada kemmungkinan gajah-gajah terangsang
menjadi liar dan berakibat kereta menggelinding atau semacamnya
di stasiun. Ini 'kan berbahaya bagi khalayak.
Dan, ketika mereka tiba di stasiun akhir, perjalanan panjang itu
memang membawa korban juga. Yaitu, di hari pertama gladi, dua
ekor terpaksa ditinggal di Kebun Binatang Delhi-ditempatkan di
tenda khusus. Untuk menenteramkannya dokter terpaksa
menyuntikkan obat penenang. Dalam pada itu, mereka juga dirantai
di kaki dan ditambatkan ke pohon. Mengapa? Para penggembala
mengatakan: "Ini waktunya musim kawin. Tak seorang ingin
menanggung risiko jika mereka menari-nari melakukannya."
Bisa dipahami bila perjalanan panjang yang meletihkan itu,
berikut berbagai latihan yang harus dilakukan binatang itu
menjelang pembukaan Asian Games, membangkitkan amarah kalangan
penyayang binatang. Berat gajah-gajah itu memang tampak
berkurang banyak. Kaki mereka pun ternyata pada membengkak.
Padam Parsad, ketua kehormatan Lembaga Perlindungan Binatang
cabang Delhi, berkata: "Semua itu memperpanjang penyiksaan
belaka. Yang bertanggung jawab dapat dihukum dengan Akta
Kekejaman 1960."
Yang lain berkata, pengiriman gajah-gajah itu dapat dituduh
melanggar peraturan tata lingkungan hidup dan peraturan
transportasi ternak dari PNKA sendiri.
Pemilihan gajah-gajah itu sendiri cukup serius. Bagai menyeleksi
para atlet Asian Games sendiri, sebuah komite pemilih--termasuk
ke dalamnya enam dokter hewan--dibentuk untuk menghadapi para
gajah itu. Berkata Pannikar: "Kami mensurvei beberapa daerah.
Setelah menemukan beberapa calon, mereka diuji lari dahulu
antara Trichur dan Ernakulam--menyamai waktu yang sesungguhnya
pada upacara di Delhi nanti."
Pemerintah Kerala menghabiskan Rs 38 lakh untuk perjalanan
melalui KA (1 lakh = 1 laksa = 100.000), dan Rs 15 lakh lain
untuk berbagai keperluan. Jumlah itu telah membangkitkan
kemarahan para pekerja Kongres Muda yang ditugasi mengawal
kafilah KA pada waktu pergi dan kembali.
Anggota Lok Dal (Parlemen) P. Janardhan Reddy, antara lain,
mengadakan mogok duduk di depan kereta sebagai protes terhadap
pengeluaran yang dianggap tidak pantas. Anehnya, si bayi gajah
Appu yang direncanakan menjadi bintang upacara pembukaan,
ternyata melakukan hal yang tidak sesuai dengan tata tertib
acara. Ia berguling-guling di karpet, bagai mendukung
protes-protes yang timbul. Acara parade gajah ini sendiri
berasal dari usul PM Kerala, Karunakaran kepada Nyonya Gandhi.
Dari 5.000 gajah yang diperkirakan berpopulasi di negara bagian
itu, sekitar 3.500 ekor hidup secara liar. Darisisanya, 150 ekor
dimiliki berbagai candi, dan 1.350 oleh jawatan kehutanan dan
perorangan. Guruvayer Dewasom merupakan pemilik perorangan
terbesar, 38 ekor. Ia mengolah kotoran binatang-binatang itu
menjadi bahan bakar untuk para pengelolanya.
Berkata pengawas perkandangan gajah Dewasom, P. Ramachandran:
"Kami sebenarnya bermaksud mengikutkan seekor gajah lagi,
Ramankutty. Tapi ia menghancurkan balok-balok penyekat begitu
dimasukkan ke dalam gerbong. Kami lalu mengirimnya pulang. Kami
biasa meminjamkan gajahgajah kepada candi-candi, dengan sewa
antara Rs 50 dan Rs 700 per hari per ekor. Tergantung
ukurannya."
Harga seekor gajah berkisar antara Rs 50 ribu dan Rs 150 ribu,
dan biasanyadiasuransikan. Untuk perlawatan ke Delhi,
gajah-gajah itu diasuransikan Rs 30 lakh, sedang kerabat kerja
berikut permata Rs 40 lakh.
Keselamatan untuk paramahout maupun gajah sama pentingnya. Ketua
Asosiasi Pemilik Gajah Kerala, C. Aravindaksa Menon, berujar:
"Untuk sementara orang, memelihara gajah suatu kebanggaan.
Dengan menyewakan binatang itu ia sekaligus bisa meraih
keuntungan. Tapi jika mereka mati, kerugian besar akan diderita.
Gajah-gajah pekerja yang dimanfaatkan di industri perkayuan dan
penggergajian dapat menciptakan keuntungan bagi kedua
pihak--karena mereka dapat melakukan sepuluh kali lipat atau
lebih banyak dari yang mampu dikerjakan manusia dalam sehari."
Dalam pembukaan Asian Games, gajah-gajah yang sudah didandani
itu berbaris dalam rombongan sebelas dan lima ekor--di jalur
agak ke pinggir lapangan bola Stadion Utama Nehru. Para sais
atau penunggang duduk dengan memegang allavtim (kipas dari
bulu burung merak) dan venchamaram (kipas lembut yang dibuat
dari bulu yak), disertai payung-payung bergagang panjang aneka
warna. Mirip festival tahunan Pooram di Trichur.
Gajah tertua dalam kafilah Delhi itu adalah yang bernama
Kattumyna, 50 tahun. Beratnya 4.125 kg. "la telah main dalam
empat film," menurut Amarnath K. Menon. Tapi yang paling
terkenal adalah Kuttikrishnan, 5 tahun, terpanjang di antara
semua-286 cm--dengan berat 5.000 kg. Ia milik Candi
Sankaramkulangara, dan mendapat rantai paling banyak.
"Tak seorang pun, bahkan saya, dapat mendekatinya. Karena bisa
membuatnya liar. Soalnya ini musim kawinnya," kata mahout
Narayan Nair. Para mahout lainnya mulanya juga was-was:
berhasilkah gajah-gajah itu berparade dengan memuaskan pada
pembukaan Asian Games? Jawabnya: sudah anda saksikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini