Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tiga tahun lalu, Michella Ham selalu menggunakan jasa titip acap kali membeli krim totol jerawat dari luar negeri. Saat itu, brand skincare lokal untuk perawatan jerawat masih jarang. Ia pun harus merogoh Rp 200-300 ribu untuk mendapatkan produk itu melalui jasa titip. “Padahal krim totol jerawat itu seharusnya kayak jadi produk yang sederhana dan siapa pun bisa bikin,” kata Michella saat ditemui Tempo di kantor Skin Game, Jakarta, Rabu, 27 Juli 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari pengalaman itulah perempuan berusia 25 tahun ini tertarik merintis bisnis perawatan kulit wajah dengan nama Skin Game pada 2020. Produk pertamanya adalah Acne Warrior, yaitu krim totol jerawat yang kerap direkomendasikan para skincare enthusiast. Michella ingin agar orang-orang, khususnya anak muda, bisa mendapatkan produk perawatan jerawat dari jenama lokal yang mudah diakses dan dibeli kapan pun, tanpa menunggu jasa titip.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan modal awal Rp 50-100 juta untuk produksi dan marketing, Michella hanya berani memesan 1.000 produk Acne Warrior ke pabrik di Tangerang. Ternyata, dalam waktu kurang dari satu bulan setelah dirilis, produk pertamanya itu laku di pasaran. Akhirnya, ia berani melipatgandakan produksi Acne Warrior.
Tak berhenti di situ. Michella kemudian mengembangkan berbagai produk perawatan kulit wajah. Ada toner, serum, pembersih wajah, pelembap, tabir surya, dan face mist. Bahkan ia kini mulai menjual kosmetik dekoratif, seperti blush (perona pipi) dan lipstik. Total terdapat 20 produk yang dikembangkan Skin Game dengan harga Rp 75-188 ribu.
Ilustrasi krim perawatan kulit. TEMPO/Febri Angga Palguna
Tak seperti kebanyakan brand lain yang menargetkan konsumen wanita, Skin Game mencitrakan diri sebagai jenama skincare yang genderless dan inklusif. Artinya, pria pun bisa menggunakan produk mereka. “Skincare bisa untuk semua kalangan dengan berbagai masalah kulit dan kondisi kulit,” kata lulusan Universitas Prasetiya Mulya itu. Tak mengherankan jika banyak konten Skin Game di media sosial yang menampilkan sosok dengan ragam penampilan. “Tidak cuma yang cantik dan putih.”
Michella tidak cuma berfokus menjual produknya, tapi juga mengedukasi masalah kesehatan kulit. Dia mengungkapkan bahwa tagline yang diusung brand-nya adalah 50 persen selling, 50 persen educating. Ia pun tidak takut membahas atau merekomendasikan produk dari merek lain. Hal itu dilakukan apabila belum ada produk Skin Game yang tersedia untuk masalah kulit seseorang yang berkonsultasi dengan mereka.
Produk lokal lainnya yang menyasar semua kalangan dan berbagai jenis kulit adalah Naturedient. Bermula dari rasa kepedulian terhadap kelangsungan bumi, Liman Suryawijaya, salah satu pendiri Naturedient, menciptakan sabun dari bahan-bahan alami dan ramah lingkungan. Sabun tersebut bisa digunakan pada wajah hingga seluruh tubuh.
Co Founder Naturedient, Liman Suryawijaya. Dok Pribadi
Usaha rumahan dari Kota Tangerang ini dirilis pada 2020. Liman mengaku merupakan konsumen produk natural dan ramah lingkungan. Namun, ia menilai, harga produk tersebut cukup mahal. Jadi, ia berinisiatif membuat sendiri produk natural demi menghemat pengeluaran. “Yang awalnya belajar dari YouTube dan pelatihan sabun, akhirnya go public untuk menjualnya,” kata pria berusia 33 tahun itu.
Liman pun memulai usahanya itu dengan modal Rp 5 juta. Sebelumnya, ia juga mengetes pasar kepada teman-teman dan saudara terdekat. Setelah mendapat respons dan hasil yang cukup baik, barulah warga Tangerang ini memberanikan diri menjual produknya untuk umum. Total waktu yang dibutuhkan Liman untuk mematangkan konsep bisnisnya ini sekitar satu tahun.
Produk pertamanya adalah sabun batang dengan varian minyak kelapa. Seiring dengan berjalannya waktu, Liman mengembangkan berbagai varian lain, seperti kopi dan cendana. Liman hanya memproduksi 50 sabun saat pertama kali merilis produknya. Kini, dalam sebulan, ia bisa menjual 200-300 sabun. Sabun buatannya dipasarkan di berbagai marketplace dengan harga Rp 25 ribu.
Produk Soap Bits. Dok Pribadi
Naturedient juga baru-baru ini terpilih sebagai Most Valuable Product UMKM Award 2022 oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kota Tangerang. Selain dijual kepada konsumen untuk pemakaian pribadi, produk sabun Naturedient kini tersedia di salah satu hotel di kawasan Kota Tangerang.
Untuk menjangkau konsumen anak muda, Liman dan timnya tak hanya mempromosikan produknya di media sosial. Mereka juga memberikan edukasi seputar lingkungan yang dikemas lewat konten visual. Hal itu menjadi salah satu upaya membangkitkan kesadaran generasi muda agar peduli lingkungan. “Demi anak-cucu mereka nanti.”
FRISKI RIANA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo