Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Untuk pertama kalinya sejak Katolik masuk Batavia pada 1807, misa Minggu urung berlangsung dari gereja-gereja di Jakarta. Sebagian rangkaian misa Prapaskah juga dipastikan tidak digelar selama setidaknya dua pekan mulai besok untuk menekan laju penyebaran virus corona.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagai gantinya, umat Katolik Ibu Kota beribadah di rumah. Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) akan menayangkan misa Pekan Prapaskah III, 21-22 Maret, dan Prapaskah IV, 28-29 Maret, di Gereja Katedral atau Paroki Santa Maria Diangkat ke Surga yang diunggah secara langsung di YouTube.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Umat Katolik Indonesia, untuk pertama kali dalam sejarah, beribadah secara online. Selama ini, perayaan Natal dan Paskah di Vatikan memang kerap ditayangkan secara langsung. Namun itu dalam konteks hiburan, bukan memposisikan diri ikut dalam ritus perayaan ekaristi atau misa tersebut. "Ini kondisi khusus. Gereja ambil bagian dalam usaha bersama pemerintah dan masyarakat melawan penyebaran virus corona," kata Adi Prasojo, Sekretaris Keuskupan Agung Jakarta, kepada Tempo, kemarin.
Menurut Adi, KAJyang membawahkan 66 paroki di DKI, Bekasi, dan Tangerangtelah menguji coba pelaksanaan misa online melalui pelaksanaan doa rosario bersama pada 19 Maret lalu. Saat itu, dia melanjutkan, ada lebih dari 40 user menyaksikan atau mengikuti kegiatan doa berjemaah tersebut.
Sesuai dengan Surat Keputusan KAJ Nomor 159 Tahun 2020, Keuskupan melarang semua kegiatan misa mingguan di semua paroki dan kelompok kategorial Katolik. Acara keagamaan lain, seperti doa bersama di rumah umat atau kegiatan lain di gereja, juga dibatalkan hingga 3 April mendatang. Adi mengatakan mereka bahkan tengah mempertimbangkan perayaan Paskah, atau yang dikenal dengan Tri Hari Suci, digelar secara online pada 9-11 April mendatang.
Meski demikian, menurut Adi, Keuskupan Agung Jakarta meminta semua pastor atau pemimpin paroki menjamin pelayanan bagi umat yang miskin, sakit, dan meninggal. "Karena justru di kondisi seperti itu gereja harus hadir," kata dia. "Tapi tetap harus sesuai dengan ketentuan social distancing."
Yuliana Nurteguh, umat Paroki Santo Arnoldus di Bekasi, menyatakan belum bisa membayangkan pelaksanaan misa lewat Internet. Dia menilai bahwa sangat janggal mengikuti misa atau berdoa sambil menggunakan telepon seluler. Meski demikian, ibu rumah tangga berusia 55 tahun itu memaklumi keputusan gereja Katolik untuk membatasi kegiatan keagamaan demi melawan corona. "Nanti doa saja sendiri," kata dia.
Ketua Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Gomar Gultom mengatakan sejumlah gereja Kristen di Jakarta telah lebih dulu menerapkan ibadah Minggu secara daring. Menurut dia, umat Kristen cukup cepat menyesuaikan diri dengan perkembangan situasi, menyadari ancaman bahaya Covid-19. Beberapa gereja Kristen, seperti Gereja Kristen Indonesia (GKI) Pondok Indah dan Jakarta Praise Community Church, telah menggunakan aplikasi e-church. "Ada khotbah dan renungan yang disampaikan lewat audio atau video streaming," kata dia.
Jerry Sumampouw, Ketua Komisi Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Paulus Jakarta, juga mengatakan umat Protestan sudah terbiasa ibadah mingguan secara online. Perbedaannya, kata dia, saat ini kegiatan yang dilakukan via daring juga termasuk semua kegiatan pengajaran dan pembekalan iman. "Kami tak pakai aplikasi khusus. Pakai yang sudah ada, channel di YouTube," ujar dia. FRANSISCO ROSARIANS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo