Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Sudin Gulkarmat Jakarta Pusat Asril Rizal mengatakan bahwa pihaknya menerima laporan dari petugas keamanan West Mall di Grand Indonesia sekitar pukul 11.55. "Berselang 10 menit setelah menerima laporan, petugas dan tiga armada tiba di lokasi kebakaran dan langsung melakukan penanganan," kata Asril dalam keterangan tertulis, Ahad, 18 September 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kejadian kebakaran di Grand Indonesia karena panel listrik ini dikonfirmasi oleh petugas piket Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Pusat, Fajar. “Iya benar, terjadi kebakaran di lantai 10, tetapi ini bukan pusat perbelanjaan,” ucap Fajar.
Sejumlah tujuh unit mobil pemadam kebakaran (damkar) dikerahkan untuk memadamkan api bersama dengan 28 personel damkar.
Untungnya, api berhasil dipadamkan dengan cepat sehingga mal yang sangat luas dan para pengunjung masih bisa diselamatkan. Hanya saja pembuangan asap sisa kebakaran yang membutuhkan waktu cukup lama. Alhasil, manajemen pusat perbelanjaan Grand Indonesia akan menutup sementara area West Mall, seperti dilansir dalam laman Tempo.co.
Pihak manajemen Grand Indonesia akan kembali membuka West Mall setelah kondisi sudah mulai normal kembali. Sementara itu, pihak Grand Indonesia pun memastikan bahwa area East Mall dan Sky Bridge yang letaknya bersebelahan dengan West Mall masih akan tetap beroperasi dengan normal.
Grand Indonesia atau GI ini berada dalam deretan mal terluas yang ada di Indonesia. Selain itu, ternyata Grand Indonesia menjadi mal yang diresmikan Presiden RI ke-6, yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Untuk mengetahui asal usul mal terluas ini, mulai dari awal pembangunan hingga berhasil disahkan oleh SBY, simak artikel berikut ini.
Kisah Grand Indonesia
Awalnya, proyek pembangunan Grand Indonesia bermula dari kondisi Hotel Indonesia yang telah dikelola BUMN perhotelan Hotel Indonesia Natour. Sebab, gedung ini membutuhkan pembenahan total setelah mengalami masa surut menahun.
Akhirnya, Pengembang Grand Indonesia, PT Cipta Karya Bumi Indah membuat kesepakatan perjanjian build operate and transfer (BOT) dengan pemilik Hotel Indonesia, PT Hotel Indonesia Natour pada 13 Februari 2004.
Pada perjanjian tersebut, pihak pengembang Grand Indonesia menginvestasikan Rp 1,3 triliun untuk membangun mal dan melakukan renovasi hotel rancangan Abel R. Sorensen dan istrinya Wendy Sorensen tersebut. Namun, dalam prosesnya, mal Grand Indonesia menggusur Hotel Wisata Internasional dan Wing Bali.
Mengutip dari majalah Indonesia Design, konstruksi pembangunan Grand Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak Agustus 2004 bersamaan dengan renovasi Hotel Indonesia. Selama pembangunan masih berjalan, Grand Indonesia berhasil mengajak beberapa pemilik store terpandang, seperti Seibu Department Store dari Thailand, Central Department Store dari Thailand, dan merek pakaian kelas dunia, seperti Cartier, Gucci, Burbery, Bottega Venetta, Bally, Time Palace, dan Prada.
Pusat belanja termegah dan terbesar di Indonesia ini dibuka secara bertahap mulai 2007. Pembukaan Grand Indonesia terlebih dahulu diawali dengan membuka bagian barat pada April dan bagian timur yang mengelilingi sayap awal Hotel Indonesia menyusul empat bulan kemudian, tepatnya pada Agustus 2007. Pembukaan ini bersamaan dengan penutupan atap Menara BCA dan Kempinski Private Residence pada 1 Agustus 2007.
Barulah, Grand Indonesia diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 20 Mei 2009. Total biaya investasi untuk gedung ini diperkirakan total mencapai Rp 2,3 triliun dari modal perusahaan dan pinjaman dari bank.
RACHEL FARAHDIBA R
Baca: Grand Indonesia Sebut Tidak Ada Kebakaran Hanya Kepulan Asap karena Kendala Panel Listrik
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.