Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
DI depan Asrama Brigade Mobil di Petamburan, Jakarta Barat, Rabu pagi, 22 Mei lalu, lengan berotot memiting leher Arman, bukan nama sebenarnya. Dalam kondisi tak bisa memberontak, laki-laki 36 tahun itu mendapat hujan tinju dan tendangan pada tubuh dan kepalanya. Darah memancur dari pelipis mata kirinya. “Sampai sekarang masih berbekas,” kata Arman, menunjukkan bekas lukanya kepada wartawan Tempo dan Jaring.id, di kawasan Jakarta Pusat, Selasa, 2 Juli lalu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo