Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan harga telur yang terus meningkat membuat sejumlah warga di Jakarta Timur mengeluh. Di tingkat agen, telur ayam dijual antara Rp 30 ribu hingga Rp 31 ribu per kilogram.
Bayu, seorang pedagang di Kramat Jati mengatakan, sepekan lalu satu kilogram telur ayam masih Rp 28 ribu per kilogram. "Harga naik 7 sampai 10 persen karena pasokan langka dari peternak. Sejak naik ya banyak pembeli yang mengeluh," kata Bayu di Jakarta, Kamis, 18 Agustus 2022.
Kenaikan harga itu memberatkan pedagang kecil seperti dirinya. Bayu berharap harga telur bisa segera turun lagi dan stabil. "Sejak Lebaran naik terus harganya," ujarnya.
Pemilik usaha warung makan bernama Umamah juga mengalami sedikit kerugian akibat mahalnya telur ayam.
Omzet warung makan berkurang karena kenaikan harga telur. Sebagai penjual mi rebus, dia harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk membeli telur ayam, apalagi sekarang harga mi instan juga naik. "Sekarang mahal semua, Indomie saja sudah naik, telur naik. Saya jual semangkok Indomie plus telur Rp10 ribu, pas naik ini saya enggak naikin harga," kata Umamah.
Penyebab Harga Telur Naik
Presiden Peternak Layer Indonesia Ki Musbar Mesdi mengatakan kenaikan harga telur ayam ras di pasar tradisional telah diprediksi sejak 3-4 bulan lalu. Kenaikan harga kebutuhan pokok ini terjadi karena peternak mencari keseimbangan baru akibat melonjaknya harga pakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saat Lebaran kan harga telur Rp 24-27 ribu per kilogram. Saat itu dalam masa awal pemulihan, kami sudah prediksi dalam 3-4 bulan harga akan naik," ujar Musbar saat dihubungi pada Kamis, 18 Agustus 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Musbar mengatakan selama dua tahun terakhir sejak pandemi Covid-19, harga telur jatuh di bawah rata-rata. Untuk menjaga keseimbangan permintaan dan produksi telur, peternak harus mengurangi populasi bibit ayam hingga 30 persen.
"Peternak juga tidak melakukan peremajaan (bibit ayam) waktu pandemi sampai triwulan I 2022. Makanya waktu itu anak ayam harganya jatuh, sampai Rp 1.000-2.000 per ekor," kata Musbar.
Namun sejak pemerintah melonggarkan kegiatan masyarakat pada Lebaran lalu, permintaan terhadap telur ayam berangsur pulih. Namun bibit ayam di tingkat peternak tak mampu memenuhi kebutuhan pasar sehingga harga telur pun naik. "Untuk memulihkan populasi (ayam) yang 30 persen itu perlu waktu," ucap Musbar.
Baca juga: Kenaikan Harga Telur, Minyak dan Cabai Rawit, DKI Prediksi Turun Bulan Depan