Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Aktris Happy Salma mengucapkan selamat hari raya Galungan untuk umat Hindu yang merayakan. Dia mengunggah sebuah foto bersama keluarganya memakai busana tradisional Bali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Selamat menjalankan ibadah shaum untuk saudaraku. Selamat hari raya Galungan dan kuningan untuk Semeton bali," tulis Happy Salma dalam keterangan foto itu. Perayaan Galungan dimulai dari tanggal 30 Mei sampai 9 Juni 2018. Happy Salma juga menulis doa, “Damai di hati damai di bumi. Semoga semua makhluk berbahagia. Semoga teman-teman dan keluarga berbahagia.” Lalu, apa perayaan Galungan dan Kuningan yang dirayakan oleh umat Hindu?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Artikel lainnya:
Happy Salma Transfer Warisan Leluhur Jadi Perhiasaan Kekinian
Resep Awet Muda Happy Salma, Nasi Merah dan Yoga
Foto Kehamilan, Happy Salma Tampil Elegan Berbalut Gaun Biru Tua
Mengutip laman Asian Itinerary, perayaan Galungan berlangsung selama 10 hari untuk menghormati Ida Sang Hyang Widi, pencipta alam semesta, serta roh dari semua leluhur yang kudus, yang diyakini mengunjungi bumi pada hari istimewa ini. Umat Hindu didorong untuk mengungkapkan rasa syukur dan harapan perlindungan terhadap roh, dan untuk menunjukkan rasa terima kasih mereka kepada sang pencipta, dalam sebuah festival yang melambangkan kemenangan kebaikan, Dharma, melawan kejahatan, disebut Adharma.
Kata Galungan sebenarnya berarti “ketika Dharma menang.” Di hari Galungan, kuil-kuil di Bali penuh dengan orang datang dan pergi, berdoa dan membuat persembahan yang telah disiapkan. Para perempuan terlihat membawa buah dan bunga yang ditumpukkan di atas kepala mereka, sementara pria membawa daun palem.
Umat Hindu biasanya melakukan ritual Galungan, menyambut dan menghibur roh-roh yang kembali. Rumah dihiasi dengan batang bambu tinggi dengan buah, daun kelapa dan bunga, disebut Penjor, didirikan di sebelah kanan setiap pintu masuk tempat tinggal. Ada juga altar bambu kecil yang didirikan khusus untuk Galungan di masing-masing pintu rumah, masing-masing diberi anyaman daun lontar. Persembahan untuk roh leluhur ini berlimpah, termasuk makanan dan bunga, yang ditempatkan di seluruh rumah, di ambang pintu toko-toko lokal, dan di sawah.
Hari kesepuluh setelah Galungan disebut Kuningan dan menandai berakhirnya perayaan Galungan. Ini adalah hari ketika roh naik kembali ke surga, dan hari ketika umat Hindu di Bali mengunjungi kerabat dan teman-teman terdekat mereka.