Perbedaan Hasil PCR Bisa Saja Terjadi

BADAN Intelijen Negara aktif menangani wabah Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19, dari meriset obat corona, membuat proyeksi puncak pandemi, hingga menggelar tes polymerase chain reaction (PCR) di sejumlah daerah. Namun sebagian hasil tes itu salah setelah diperiksa ulang. BIN pun menuai kritik karena dinilai terlalu menonjol dan menyimpang dari tugas intelijen. Pada Kamis, 24 September lalu, di Swiss-Belresidences Kalibata, Jakarta Selatan, Deputi Bidang Komunikasi dan Informasi BIN Wawan Purwanto menjelaskan soal kesalahan hasil tes usap dan keterlibatan lembaganya dalam penanganan wabah corona.

Penelusuran kami menunjukkan hasil tes usap di mobile PCR milik BIN tidak benar. Bagaimana tanggapan Anda?
Kami sifatnya menolong pada kesempatan pertama. Jika kami sudah menguji, lalu pasien itu dites di tempat lain dan hasilnya berbeda, itu persoalan lain. Kami sudah berupaya yang terbaik.

Akurasi pengujian oleh BIN dipertanyakan....
Perbedaan hasil bisa saja terjadi. Yang jelas, hasil tes itu kami laporkan ke gugus tugas. Kalau dia dites di rumah sakit rujukan dan hasilnya berbeda, silakan saja.

Kami mendapat informasi bahwa hasil tes BIN tak dilaporkan ke gugus tugas ataupun Kementerian Kesehatan.
BIN selalu melaporkan hasil tes ke gugus tugas. Kami pun berhubungan dengan Kementerian Kesehatan. Setiap ada perkembangan, kami selalu berkoordinasi dan saling menginformasikan. Tak ada informasi dan data yang kami tutupi.

Apakah tes dari BIN merupakan solusi dari persoalan tarif swab yang mahal?
BIN tak memungut biaya pengujian. Tes itu dilakukan agar yang terpapar bisa langsung ditangani dan tak menularkan ke orang lain. Dengan kami gratiskan saja, banyak orang lari ketakutan.

Mengapa BIN banyak terlibat dalam penanganan pandemi?
Presiden memerintahkan kami karena situasinya memang darurat. Beliau meminta kami mengambil langkah. Akhirnya, kami melakukan berbagai hal, seperti menyemprotkan disinfektan di berbagai wilayah zona merah, menggelar uji cepat, berkomunikasi dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman untuk pembuatan vaksin, membuat mobil laboratorium PCR, dan mencari obat. Semuanya serba darurat.

Apakah itu bagian dari tugas lembaga intelijen?
Tugas BIN itu ipoleksosbudhankam (ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan). Semua masuk tanpa ada kecualinya. Pada intinya, BIN tak merebut pekerjaan lembaga lain karena kami selalu berkoordinasi dan bekerja sama dengan institusi lain selama pandemi. Kami tak punya tujuan politis karena yang paling utama adalah menjaga keselamatan rakyat.

Peran BIN yang begitu menonjol dikritik karena intelijen seharusnya bekerja dalam senyap. Tanggapan Anda?
Kami disalahkan kalau tak melangkah. Sekarang BIN bergerak, orang juga mempersoalkan. Pusing juga. Ha-ha-ha.... Kami sudah memantau kasus corona sejak mulai ramai di Wuhan, Cina. BIN intensif berkoordinasi lintas sektor untuk menutup perbatasan waktu itu dan memulangkan mahasiswa kita yang berada di Wuhan.

Seberapa besar dampak keterlibatan BIN dalam penanganan pandemi?
Kami punya sejumlah alat deteksi dini. Kajian soal proyeksi kasus corona juga 99 persen tepat. Walau begitu, keberhasilan penanganan wabah ini juga bergantung pada kedisiplinan masyarakat. Masih ada yang tak percaya dan menganggap virus ini konspirasi.