Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

IPW: Sistem Ganjil Genap Tol Cikampek Menghina Masyarakat Bekasi

Menurut IPW sistem ganjil genap Tol Cikampek membuat warga Bekasi seperti dianggap sebagai warga dari planet lain oleh Menteri Perhubungan.

9 Maret 2018 | 15.08 WIB

5 Menit Jadi 1 Jam di Jalan Tol Jakarta-Cikampek
Perbesar
5 Menit Jadi 1 Jam di Jalan Tol Jakarta-Cikampek

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Police Watch (IPW) mengkritik penerapan ganjil genap plat nomor kendaraan pribadi di Tol Cikampek. Sistem tersebut dianggap menghina masyarakat Bekasi, Jawa Barat dan harus ditolak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ketua Presidium IPW, Neta S Pane, menganggap peraturan tersebut sangat mendiskriminasi dan bukan solusi untuk mengatasi kemacetan di ruas tol tersebut. "Mereka (warga Bekasi) seperti dianggap sebagai warga dari planet lain oleh Menteri Perhubungan," kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, 8 Maret 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan resmi menerbitkan Peraturan Menteri Nomor 18 Tahun 2018. Tiga kebijakan tertuang dalam aturan tersebut yakni sistem ganjil-genap untuk kendaraan pribadi di ruas Tol Cikampek pada Pintu Tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur arah ke Jakarta, Lajur Khusus Angkutan Umum (LKAU) pada lajur 1 sebelah kiri, dan jam operasional angkutan barang untuk golongan III, IV dan V.

Baca: Pekan Depan, Pelanggar Sistem Ganjil-Genap Tol Cikampek Ditilang

Aturan ganjil genap ini resmi berlaku 12 Maret 2018. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi optimistis tiga kebijakan itu mampu mengurangi kemacetan di Tol Cikampek. "Sekitar 30-40 persen kemacetan dapat berkurang," kata Budi di gerbang Tol Bekasi Barat, Jawa Barat, Senin, 5 Maret 2018.

IPW, kata Neta, menilai aturan tersebut dikeluarkan tanpa kajian yang matang. Alasan pertama, ujarnya, karena hanya warga Bekasi yang terkena sistem ganjil genap, sementara warga lain di sisi tol bisa bebas melintas tanpa terkena peraturan. Memang warga Bekasi bisa saja masuk dari Pintu Tol Tambun ataupun Pondok Gede. Namun, kata dia, hal ini hanya akan membuat kemacetan berpindah ke dua jalur tersebut.

Alasan kedua, kata Neta, kemacetan Tol Cikampek di pagi hari justru lebih parah dari arah Jakarta hingga ke Cibitung. Titik kemacetannya mulai dari Pintu Keluar JORR (Tol Lingkar Luar Jakarta) di Cikunir hingga pintu keluar Kawasan Industri Cibitung. Sedangkan kemacetan parah Jalur Bekasi Jakarta umumnya hanya terjadi hari Senin pagi.

Baca: Jasa Marga Evakuasi Truk Penyebab Kemacetan Tol Jakarta-Cikampek

IPW, kata Neta, meyakini sistem ganjil genap bukan solusi untuk mengatasi kemacetan Tol Cikampek. Menurut dia, kemacetan justru terjadi akibat banyaknya proyek infrastruktur di pinggir dan tengah jalan tol secara bersamaan. "Kalaupun ingin membangun, seharusnya menggunakan lahan yang lain," kata dia. Salah satu proyek memang tengah dibangun yaitu Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II.

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus