Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Jangan Biarkan Luka di Lambung, Efeknya Kanker

Banyak efek yang terjadi bila lambung terlalu banyak gas dan asap yang masuk. Bila lambung luka dan dibiarkan, bisa mendatangkan sel-sel kanker.

17 September 2018 | 15.00 WIB

Ilustrasi tukak lambung. wakegastro.com
Perbesar
Ilustrasi tukak lambung. wakegastro.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Lambung mengembung ketika banyak gas dan asap masuk. Gas dan asap rokok yang terhirup memicu pembengkakan lambung. Saat lambung mengembung, risiko terkena penyakit GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) pun naik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, dari Yayasan Gastroenterologi Indonesia menjelaskan, “Saat GERD menyerang, pasien merasa lambungnya seperti terbakar, mulut terasa pahit, dan nyeri hebat di dada."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Asam lambung naik ke kerongkongan akan memicu luka, penyempitan, dan perubahan struktur di kerongkongan. Jika dibiarkan akan melonjak ke pita suara, paru-paru, gigi, hidung, bahkan telinga.

Saat dada nyeri, lambung serasa terbakar, dan mulut terasa pahit, Ari merekomendasikan untuk menjalani pemeriksaan endoskopi. Tujuannya, untuk mengecek ada tidaknya peradangan di dinding lambung, penyempitan, baret, hingga mendeteksi sel kanker.

Luka di lambung yang dibiarkan menahun bisa memicu lahirnya sel-sel kanker, apalagi jika pasien punya faktor pemicu seperti merokok dan pola makan tidak teratur.

“Jika hasil pemeriksaan memperlihatkan baret di esofagus, Anda harus siap dengan kemungkinan terburuk, fase prakanker. Anda perlu penanganan komprehensif termasuk pemeriksaan dengan PH-metri yang dimonitor selama 24 jam. Setelah pengobatan tuntas, jalani pemeriksaan endoskopi setiap tahun,” urainya.

Meski terdengar mengerikan, GERD bisa disembuhkan. Masalahnya, pasien acapkali menggampangkan metode pengobatan. Beberapa pasien setelah rutin mengonsumsi obat selama dua minggu lalu merasakan kondisi tubuhnya membaik, berhenti minum obat. 

GERD membutuhkan pengobatan jangka panjang. Biasanya dua bulan, sama seperti TBC. Ketika batuk sirna dan berat badan mulai bertambah, pasien merasa tidak perlu minum obat lagi. Padahal, konsistensi kunci mencapai kesembuhan di level paripurna. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus