Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Jaringan Drainase Minimalis ala Jakarta

Pemerintah DKI akan mengevaluasi drainase yang tak siap menampung hujan ekstrem.

27 Februari 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pasukan Oranye membersihkan kali dari sampah pasca banjir di kawasan Jakarta Timur, kemarin. Facebook/Anies Baswedan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA – Sering mampet karena tersumbat sampah bukan satu-satunya masalah jaringan got di Ibu Kota. Jaringan drainase di Jakarta juga tak dibuat untuk mengantisipasi curah hujan ekstrem. Karena itu, Dinas Sumber Daya Air DKI akan mengkaji kembali sistem drainase yang kapasitasnya hanya cukup untuk menampung curah hujan 100 milimeter per hari atau hujan lebat itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Perlu ada review. Apalagi kalau curah hujannya seperti sekarang (sangat lebat dan ekstrem)," ujar Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Juaini Yusuf kepada Tempo, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Juaini mengatakan, meski minim, daya tampung drainase tersebut sebelumnya tidak menjadi persoalan. Sebab, masih banyak kebun atau tanah kosong yang menjadi daerah resapan air. "Dulu, walaupun hujan ekstrem, air cepat surut," kata dia.

Sekarang, ceritanya berbeda. Hujan ekstrem mengguyur Jakarta sejak Senin malam hingga Selasa siang lalu. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, curah hujan di sejumlah wilayah Ibu Kota sepanjang dua hari lalu itu lebih dari 150 milimeter per hari. Akibatnya, 294 RW, 41 ruas jalan, dan 375 sekolah terendam banjir.

Juaini mengatakan banyak lokasi di Jakarta yang dulunya merupakan ruang hijau telah menjadi lokasi gedung. Berdasarkan data pemerintah DKI, ruang terbuka hijau milik pemerintah Jakarta baru 9,9 persen. Mentok-mentok naik jadi 14,7 persen jika ditambah dengan milik pihak swasta. "Jadinya, sekarang air larinya ke jalan atau rumah," ujar dia.

Setelah mengevaluasi drainase, Juaini menambahkan, Dinas Sumber Daya Air akan menormalisasi saluran air tersebut. Drainase akan dilebarkan agar bisa menampung lebih banyak air hujan.

Sekretaris Dinas Sumber Daya Air Dudi Gardesi Asikin mengatakan drainase Jakarta tidak bisa menampung tingginya curah hujan sepanjang dua hari lalu. Ia mengilustrasikan banjir yang merendam sebagian wilayah Jakarta itu seperti air hujan satu ember yang dituang sekaligus. Adapun drainase Ibu Kota hanya mampu menampung air hujan satu ember yang dialirkan melalui lubang kecil. "Drainase kami enggak bisa menampung semua itu (tingginya curah hujan). Jadi, ada genangan," ujar dia.

Pengamat tata kota dari Pusat Studi Perkotaan, Nirwono Joga, menilai kemampuan drainase Jakarta sudah sangat tertinggal. Ia memperkirakan hanya sekitar 30 persen saluran air di Ibu Kota yang berfungsi optimal untuk mengurangi banjir.

Menurut Nirwono, drainase primer seperti yang terdapat di Jalan Sudirman-M.H. Thamrin seharusnya berdiameter 3 meter. Angka itu jauh dari kenyataan, yang cuma 1,5 meter.

Untuk saluran sekunder atau kawasan, dia menambahkan, idealnya memiliki lebar minimal 2,5 meter dari lebar yang kini hanya 1 meter. Adapun untuk lebar saluran tersier atau lingkungan minimal 1,5 meter dari yang saat ini hanya 50 sentimeter.

Nirwono memperkirakan pelebaran saluran air itu dapat menampung air hujan hingga 350 milimeter per hari atau ekstrem. "Rekomendasi itu sudah pernah kami sampaikan kepada Pemerintah Provinsi pada 2013," kata dia.

Implikasi pembiaran drainase mungil itu, dia menambahkan, adalah banjir pada Selasa lalu. Menurut Nirwono, tidak sepatutnya pemerintah DKI menyalahkan tingginya curah hujan sebagai biang keladi air bah. TAUFIQ SIDDIQ | GANGSAR PARIKESIT


Jaringan Drainase Minimalis ala Jakarta

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus