Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bekasi - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi meresmikan jembatan duplikasi Jatiwaringin di Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, Senin, 29 Januari 2018. Jembatan sepanjang 118 meter dengan lebar 12 meter itu dibangun menggunakan dana bantuan dari DKI Jakarta senilai Rp 45 miliar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Rahmat, dana kemitraan dari DKI Jakarta sangat bermanfaat bagi Kota Bekasi. Menurut Rahmat, semenjak Presiden Joko Widodo menjabat Gubernur DKI, orang nomor satu di Kota Bekasi itu intensif melakukan komunikasi. "Sehingga awalnya status Kota Bekasi sebagai daerah penyangga dihilangkan dan menjadi kota mitra," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berangkat dari sana, pemerintah Kota Bekasi setiap tahun diberi dana kemitraan untuk membangun infrastruktur, yang memberikan keuntungan bagi kedua daerah untuk mengatasi berbagai masalah bersama, dari kemacetan sampai banjir. "Dana kemitraan juga dibuat membangun flyover Rawapanjang dan Cipendawa," kata Rahmat.
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi Tri Adhianto, Pemerintah Kota Bekasi hanya menggelontorkan dana Rp 8 miliar pada 2016. Dana sebesar itu dipakai untuk membuat penyangga badan jembatan. Tahun berikutnya diselesaikan dengan dana kemitraan DKI Jakarta senilai Rp 45 miliar. "Tahun ini jembatan sudah bisa digunakan," ucap Tri.
Menurut Tri, pembangunan jembatan tersebut untuk mengurai kemacetan di perbatasan antara Kota Bekasi dan Jakarta Timur. Sebab, di jalur macet itu, ada penyempitan jalur tepat berada di jembatan. Petugas Dinas Perhubungan dan polisi lalu lintas, kata Tri, kerap melakukan rekayasa lalu lintas dengan cara buka-tutup. "Sekarang kemacetan sudah terurai," ujarnya.
Tri mengatakan, setelah jembatan rampung dibangun, pada tahap berikutnya, pemerintah ingin melebarkan jalan di sepanjang jalan tersebut, baik yang berada di wilayah Kota Bekasi maupun DKI Jakarta. "Kami akan meminta bantuan lagi kepada DKI karena sama-sama memiliki kepentingan untuk mengurangi kemacetan," tuturnya.
Selain jembatan itu, Tri menambahkan, infrastruktur lain yang sudah terwujud menggunakan dana hibah dari DKI ialah pelebaran Jalan Raya Jatiasih dari pintu keluar jalan tol Jatiasih menuju simpang Pasar Rebo sepanjang 2 kilometer. Jalan tersebut kini sudah bertransformasi layaknya di pusat kota. DKI memberikan dana hingga Rp 90 miliar.
"Yang on progres ada dua titik," kata Tri. Kedua titik itu adalah pembangunan flyover Rawapanjang (Bekasi Timur) dan Cipendawa (Bantargebang). Masing-masing proyek jalan layang tersebut diguyur Rp 100 miliar oleh DKI Jakarta. Namun dana sebesar itu dinilai masih belum mencukupi karena satu jembatan membutuhkan sekitar Rp 200 miliar.
Namun, untuk tahun ini, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta 2018 tidak menganggarkan. Yang ada adalah dana kompensasi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantargebang Rp 202 miliar. "Mudah-mudahan di APBD Perubahan dapat. Sekarang masih dibentuk tim kecil kedua pemerintah," ucap Tri.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Metro Bekasi Kota Ajun Komisaris Besar I Nengah Adi Putra mengatakan kemacetan yang kerap terjadi di Jalan Raya Jatiwaringin disebabkan antrean kendaraan yang keluar dan masuk gerbang tol Jatiwaringin. Dimensi jalan tidak sesuai dengan jumlah kendaraan masuk dan keluar dari gerbang tol dan jembatan Jatiwaringin. "Jalan yang eksis belum mampu mengentaskan kemacetan," ujar Adi.