Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pasar Tanah Abang Blok G, Jakarta Pusat, kembali menjadi sorotan. Kali ini terkait kondisinya yang tidak terurus dan sangat memprihatinkan. Di antara kios-kios yang dulunya menjadi tempat pedagang menggelar lapaknya, kini hanya tersisa tumpukan berbagai jenis sampah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kondisi tidak sedap itu diperparah dengan meruapnya kabar bahwa Blok G disalahgunakan untuk mengonsumsi narkoba jenis sabu dan berkumpulnya preman pada malam hari. Namun, pihak Pasar Jaya bersama aparat kepolisian telah menyisir tempat tersebut dan membantah adanya indikasi tindak pidana itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Manajer Hubungan Masyarakat Perumda Pasar Jaya Agus Lamun menyebut informasi yang beredar soal penyalahgunaan tempat di pasar itu juga belum 100 persen kebenarannya.
“Kadang-kadang cuma praduga. Cuma praduga ini ya kami khawatirkan,” ujar Agus, seperti dikutip Tempo, Ahad, 9 Juli 2023.
Era Jokowi, Ahok dan Anies
Jika menengok ke belakang, Blok G sempat menjadi harapan baru bagi pedagang kaki lima (PKL) yang direlokasi dari luar Pasar Tanah Abang. Blok G didirikan untuk merangkul para PKL agar tidak lagi menggelar lapaknya di badan jalan Pasar Tanah Abang.
Berdasarkan catatan Tempo, pada akhir Juli 2013, ratusan PKL berebut kios di Blok G sampai membuat petugas pendaftar PKL kewalahan. Padahal, saat itu Blok G belum selesai direnovasi dan diresmikan oleh Joko Widodo atau Jokowi ketika masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Sebulan usai hari terakhir pendaftaran sewa kios, Jokowi meresmikan Blok G pada Senin pagi, 2 September 2013. Saat peresmiannya, Jokowi berharap Blok G Pasar Tanah Abang dapat seramai pusat perbelanjaan modern. Kalau perlu, ada door prize bagi para pengunjung di area relokasi pedagang kaki lima itu.
"Kalau perlu, PD Pasar Jaya taruh sepeda motor dan dua mobil buat hadiah. Jangan mau kalah dari mal," kata Jokowi saat membuka Pasar Blok G.
Namun selang dua pekan kemudian, sejumlah pedagang mengeluh karena pengunjung di Blok G sepi. Guna membuat pasar Blok G ramai pengunjung, sejumlah cara pun dilakukan, mulai dari undian berhadiah, dipromosikan Jokowi, sampai menggelar hiburan musik. Akan tetapi, strategi yang telah dilakukan tidak membuahkan hasil lantaran pasar Blok G masih sepi pengunjung.
Dua bulan lebih setelah peresmian, pengelola Pasar Blok G menarik kios yang jarang dioperasikan. Para penggunanya dinilai melanggar kerja sama karena jarang mengoperasikan kios. Seharusnya, kios-kios itu dibuka demi menghidupkan aktivitas jual beli di Blok G.
Selanjutnya: Rencana revitalisasi
Rencana revitalisasi
Memasuki kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Gubernur ke-15 DKI Jakarta. Ahok pernah punya rencana untuk revitalisasi Blok G. Upaya tersebut bertujuan menarik minat pembeli agar berbelanja di Blok G sekaligus menata kawasan Tanah Abang.
Bahkan Ahok merencanakan Ahok akan membangun pasar modern superblok dengan rumah susun di lokasi bongkaran Blok G Pasar Tanah Abang. Dia menargetkan Pemerintah Provinsi akan membongkar Blok G pada tahun ini.
"Kami akan bangun jembatan penghubung dulu," kata Ahok saat ditemui Tempo di Balai Kota, Selasa, 1 September 2015.
Jembatan yang dimaksud adalah jembatan penghubung antara Blok G den Blok F, salah satu area yang ramai dikunjungi pelanggan. Dengan adanya jembatan penghubung ini, pengunjung bisa langsung menuju Blok F, B, dan A dari Blok G.
Ahok mengakui kegiatan jual-beli di Blok G Pasar Tanah Abang memang jauh berbeda jika dibandingkan tiga blok lainnya. Karena itu, dia akan merenovasinya dan mengubah total pasar. Meski demikian, upaya tersebut tak kunjung terealisasi. Alasannya, Pemprov DKI belum mendapatkan lahan yang cocok untuk merelokasi sementara para pedagang selama pembangunan Blok G dilakukan.
Pada masa pemerintahan mantan Gubernur DKI Anies Baswedan, wacana revitalisasi masih berlanjut. Namun, belum pernah terlaksana sepenuhnya meski telah dianggarkan biaya pembangunan tempat penampungan sementara (TPS) bagi pedagang sebesar Rp 20 miliar.
Berdasarkan catatan Tempo di tahun 2019, sejumlah pedagang di Blok G masih menunggu kabar relokasi. Janji revitalisasi juga belum kunjung terpenuhi. Para pedagang menolak keinginan pemda yang ingin membangun TPS menghadap ke dalam. Mereka merasa dirugikan jika pasar tidak menghadap ke jalan raya.
Namun dalam konsep penataan kawasan Tanah Abang tahap pertama, Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno saat itu menutup Jalan Jatibaru Raya yang terletak di depan Stasiun Tanah Abang pada pukul 08.00-18.00 WIB setiap hari. Penutupan berlaku untuk kedua jalur, baik yang mengarah ke Jalan Kebon Jati maupun sebaliknya.
Selanjutnya: Kendaraan pribadi dan umum dilarang melintasi…
Kendaraan pribadi dan umum dilarang melintasi jalan itu pada waktu yang telah ditentukan. Selama sepuluh jam setiap hatinya, satu jalur Jalan Jatibaru Raya yang mengarah ke Jalan Kebon Jati dijadikan tempat jualan PKL yang sebelumnya berdagang di trotoar. Sedangkan satu jalur lainnya untuk perlintasan bus Transjakarta sebagi pengganti angkutan umum yang biasa lewat di situ.
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio mengkritik kebijakan Anies tersebut. Agus berpendapat, kebijakan Gubernur Anies Baswedan di Tanah Abang yang menggunakan jalan raya untuk PKL melanggar Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Pasal 28 Ayat 1 Undang-Undang itu menyebutkan setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang mengakibatkan kerusakan dan/atau gangguan fungsi jalan. Ayat 2 menyatakan, setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang mengakibatkan gangguan pada fungsi perlengkapan jalan.
“Masukin (PKL) ke (Pasar) Blok G itu sudah betul. Karena jalur itu (Jalan Jatibaru) jalur padat," kata Agus Pambagio kepada Tempo saat dihubungi pada Sabtu, 23 Desember 2017. "Kalau jalur itu sekarang ditutup, orang mau lewat mana?”
M FAIZ ZAKI | M ROSSENO AJI | YOLANDA RYAN ARMINDYA | DINI PRAMITA
Pilihan Editor: Pasar Blok G Tanah Abang Bersih dan Wangi Hanya di Bagian Ini
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.