Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DILIHAT dari umurnya, 23 tahun, Hendy Setiono semestinya baru lulus kuliah. Lihat pula tongkrongannya: ke manamana mencangking ransel dan beralaskan sandal kulit. Tapi, siapa nyana, lelaki berparas kekanakkanakan ini sehariharinya seorang bos pemilik franchise makanan kebab daging sapi panggang olahan.
Hanya dalam tempo tiga tahun, Kebab Turki Baba Rafi yang dikembangkannya sudah bercabang 84, tersebar di 14 kota. Jumlah karyawannya lebih dari 200 orang, dengan omzet Rp 1 miliar per bulan. Berkat prestasi itu, tahun ini majalah Business Week memasukkannya dalam daftar 10 besar pengusaha terbaik Asia berusia di bawah 25 tahun.
Tahun ini pula, ia diimbali penghargaan The Indonesian Small & Medium Business Entrepreneur Award (ISMBEA) 2006. Penghargaan yang sama diberikan kepada 20 pengusaha lainnya seperti Purdie E. Chandra, Bob Sadino, Helmi Yahya, dan Safir Senduk.
Sesungguhnya tak mudah bagi Hendy memulai bisnis. Kedua orang tuanya malah berharap dia melanjutkan kuliah di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, dan bekerja di perusahaan bonafide. Namun kegemaran mengikuti seminar kewirausahaan mengubah obsesinya. ”Saya tak mau jadi pekerja,” ujarnya. ”Saya ingin membuka lapangan kerja.”
Keinginan itu bertambah kuat ketika ia mengunjungi ayahnya yang bekerja di perusahaan minyak di Qatar, Mei tiga tahun silam¯adapun ibunya seorang guru. Selama tiga bulan, hampir setiap hari Hendy makan di restoran kebab turki yang ramai pengunjung. Dari situ idenya muncul: ”Mengapa saya tidak berjualan kebab di Indonesia?” Sejak itulah dia belajar membuat daging panggang olahan di restoran tersebut.
Sepulang ke Tanah Air, Hendy melanjutkan uji coba meramu menu kebab agar cocok dengan lidah orang Indonesia. Dia juga mulai mencari modal. Dari kerabat, akhirnya terkumpul Rp 4 juta. Uang itu langsung dipakai membangun gerobak makanan di Jalan Nginden Semolo di Surabaya. Menunya diberi nama ”Kebab Turki Baba Rafi”.
Pada awal bisnis, cukup sulit memang bagi Hendy memikat konsumen. ”Saking sepinya, uang jualan sehari tak cukup untuk makan seafood bersama istri,” katanya mengenang. Tapi ia pantang menyerah. Kiatkiat bisnis hasil seminar dijajalnya. Gerobak jualan pun dimodifikasi dengan desain unik. Nama ”Kebab Turki Baba Rafi” ditulis dengan ukuran huruf dan warna mencolok. ”Sejak itu, banyak orang penasaran dan mulai mencoba,” ujarnya.
Kini Hendy sibuk memperluas pasar melalui pola waralaba. Sampai akhir tahun ini ditargetkan 100 cabang terbentuk, dan tahun depan akan membuka 30 cabang baru di Jakarta. ”Selanjutnya, kami ekspansi ke mancanegara,” katanya. Melihat pesatnya perkembangan bisnis Hendy, pujian langsung disematkan Sandiaga S. Uno, Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia. ”Dia layak menjadi contoh pengusaha lain,” ujarnya.
Hendy Setiono Tempat dan tanggal lahir:Surabaya, 30 Maret 1983 Pendidikan: Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya (tidak lulus) Pekerjaan: Presiden Direktur Kebab Turki Baba Rafi Karya:
Penghargaan:
Verifikasi:
|
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo